Laporan Praktikum Budidaya Padi


PENDAHULUAN


Latar Belakang
Di indonesia yang beriklim tropis, padi ditanam diseluruh daerah dataran rendah sampai dataran tinggi yang umumnya padi diusahakan sebagai padi sawah. Menurut data BPS (2010), menunjukkan produksi padi selama tahun 2010 diperkirakan mencapai 65,98 juta ton GKG (Gabah Kering Giling). Peningkatan produksi padi perlu terus dilakukan sesuai dengan pertumbuhan penduduk Indonesia. Kebutuhan beras untuk tahun 2025 diperkirakan mencapai 78 juta ton GKG. Tantangan pengadaan pangan nasional ke depan akan semakin berat mengingat banyaknya lahan irigasi subur yang terkonversi untuk kepentingan non-pertanian dan jumlah penduduk yang terus meninggkat.
Untuk meningkatkan produksi padi nasional, pemerintah telah melakukan berbagai upaya, termasuk mendorong penggunaaan teknologi baru seperti varietas unggul, pemupukan yang tepat, perbaikkan cara bercocok tanam, pengendalian hama dan penyakit, serta pengairan yang teratur, disamping peningkatan penyuluhan, penyediaan kredit, pemberian subsidi terhadap sarana produksi  dan perbaikkan pemasaran hasil. Sehingga, usaha penigkatan produksi harus dilakukan secara sinergis, meliputi penelolaan pembibitan, kesuburan tanah dan pemanfaatan hara, pengairan, pengendalian hama dan penyakit, gulma serta penggunaan alat mesin pertanian yang kemudian dikenal sebagai pengelolaan tanaman terpadu (PTT), peningkatan kualitas sumber daya manusia sehingga dapat berkompeten dalam menciptakan inovasi yang terkini serta dapat memberikan perubahan yang nyata dalam pertanian.
Untuk menghasilkan Praktisi Agribisnis yang handal dan tangguh, maka  dilaksanakanlah Praktik Kerja Lapangan (PKL) I. agar dapat menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas, kegiatan ini juga merupakan salah satu ajang dimana mahasiswa akan belajar, kerja nyata sesuai kondisi dilapangan. P4S sauyunan merupakan tempat pelatihan bagi keluarga tani yang dikelola oleh petani, baik secara perorangan maupun kelompok yang merupakan salah satu bentuk perwujudan nyata partisipasi aktif petani dalam mempercepat proses peningkatan jiwa kewirausahaan agribisnis melalui penyebaran informasi dan teknologi, khususnya dalam pembangunan pertanian dan pedesaan melalui permagangan. Maka dilaksanakanlah PKL I di P4S Sauyunan yang berdasarkan hasil survey terlebih dahulu, tujuannya yaitu meningkatkan kompetensi mahasiswa di bidang budidaya dan mencari pengalaman dalam kegiatan PKL I serta mempersiapkan mahasiswa dalam dunia kerja.

Tujuan
Tujuan pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan (PKL) I di P4S Sauyunan, Kecamatan Buah Dua, Kabupaten Sumedang, Provinsi Jawa Barat adalah untuk:
1.     Mengetahui cara budidaya tanaman padi dengan baik.
2.     Mengetahui berbagai faktor yang mempengaruhi proses budidaya padi.
3.     Mengetahui, melihat dan memahami secara langsung teknik-teknik budidaya tanaman Padi (Oryza Sativa L.) di P4S Sauyunan.
4.     Menganalisis usahatani padi.
5.     Mengetahui permasalahan serta pemecahan masalah pada proses budidaya padi.
Manfaat
Manfaat yang dapat diambil dalam pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan (PKL) I di P4S Sauyunan adalah :
1.     Dapat menambah wawasan tentang kegiatan pertanian, khususnya pada komoditas tanaman padi.
2.     Dapat meningkatkan keterampilan mahasiswa dalam melaksanakan kegiatan wirausaha pada budidaya padi .
3.     Dapat memahami dan mengerti bagaimana cara budidaya padi serta dapat melakukan berbagai aspek usaha yang akan dijalankan.
4.     Dapat memahami teknologi yang diterapkan di P4S Sauyunan dan mampu memperbaiki permasalahan serta meningkatkan hasil produksi tanaman padi.
5.     Dapat memperoleh pemecahan masalah pada budidaya padi yang terdapat di P4S Sauyunan.



TINJAUAN TEORITIS



Tanaman padi merupakan tanaman budidaya yang sangat penting bagi umat manusia karena lebih dari setengah penduduk dunia tergantung pada tanaman ini sebagai sumber bahan pangan. Hampir seluruh penduduk Indonesia memenuhi kebutuhan bahan pangannya dari tanaman padi. Sehingga, tanaman padi merupakan tanaman yang mempunyai nilai spritiual, ekonomi, dan politik yang penting bagi bangsa Indoensia karena memengaruhi hajat hidup orang banyak. Mengenai asal-usul tanaman padi, para sejarahwanberbeda pendapat. Ada yang menyatakan tanaman padi berasal dari China, sementara ada pula yang menyebut tanaman padi berasal dari India. Dalam salah satu sastra China dituliskan bahwa tanamanpadi telah dibudidayakan oleh Kaisar Shen-Mung di China sekitar 5000 tahun sebelum Masehi, sementara sastra-sastra India tidak pernah menyebutkan hal yang demikian. Menurut sejarahwan China, di China banyak ditemukan jenis padi liar, terutama di bagian negara yang berbatasan dengan India bagian utara. Jenis-jenis padi liar ini kemudian diketahui sebagai saudara sepupu Oryza sativa L. spesies tanaman padi yang dibudidayakan di seluruh dunia.
Padi (Oryza sativa L.) merupakan salah satu tanaman budidaya terpenting dalam peradaban manusia. Padi sudah dikenal sebagai tanaman pangan sejak jaman prasejarah. Pada saat ini produksi padi dunia menempati urutan ketiga dari semua serealia setelah jagung dan gandum. Tanaman padi adalah sejenis tumbuhan yang sangat mudah ditemukan. Hamparan persawahan dipenuhi dengan tanaman padi. Sebagian besar menjadikan padi sebagai sumber bahan makanan pokok. Padi merupakan tanaman yang termasuk genus Orzya L. yang meliputi kurang lebih 25 spesies, tersebar di daerah tropis dan daerah subtropis,seperti Asia, Afrika, Amerika dan Australia. Padi yang ada sekarang merupakan persilangan antara Oryzaofficianalis dan Oryzasativa F. Spontane.




Klasifikasi Tanaman Padi
Klasifikasi dari tanaman padi adalah sebagai berikut :
Kingdom
: Plantae
Super Divisi
: Angiospermae
Divisi 
: Spermathophyta
Kelas 
: Monokotil (monocotyledoneae)
Ordo 
: Glumiflorae (poales)
Famili 
: Gramineae (poaceae) 
Sub-familia
: Oryzoideae
Genus 
: Oryza
Species 
: Oryza sativa L.

Morfologi Tanaman Padi
Akar
Akar adalah bagian tanaman yang berfungsi menyerap air dan zat makanan dari dalam tanah, kemudian diangkut ke bagian atas tanaman. Akar tanaman padi dapat dibedakan atas :
a.     Radikula; akar yang tumbuh pada saat benih berkecambah. Pada benih yang sedang berkecambah timbul calon akar dan batang. Calon akar mengalami pertumbuhan ke arah bawah sehingga terbentuk akar tunggang, sedangkan calon batang akan tumbuh ke atas sehingga terbentuk batang dan daun.
b.     Akar serabut (akar adventif); setelah 5-6 hari terbentuk akar tunggang, akar serabut akan tumbuh.
c.      Akar rambut ; merupakan bagian akar yang keluar dari akar tunggang dan akar serabut. Akar ini merupakan saluran pada kulit akar yang berada diluar, dan ini penting dalam pengisapan air maupun zat-zat makanan. Akar rambut biasanya berumur pendek sedangkan bentuk dan panjangnya sama dengan akar serabut.
d.     Akar tajuk (crown roots) ;adalah akar yang tumbuh dari ruas batang terendah. Akar tajuk ini dibedakan lagi berdasarkan letak kedalaman akar di tanah yaitu akar yang dangkal dan akar yang dalam. Apabila kandungan udara di dalam tanah rendah,maka akar-akar dangkal mudah berkembang.
Gambar 1. Pertumbuhan akar padi
Bagian akar yang telah dewasa (lebih tua) dan telah mengalami perkembangan akan berwarna coklat, sedangkan akar yangbaru atau bagian akar yangmasih muda berwarna putih.
Batang
Padi termasuk golongan tumbuhan Graminae dengan batang yang tersusun dari beberapa ruas. Ruas-ruas itu merupakan bubung kosong. Pada kedua ujung bubung kosong itu bubungnya ditutup oleh buku. Panjangnya ruas tidak sama. Ruas yang terpendek terdapat pada pangkal batang. Ruas yang kedua, ruas yang ketiga, dan seterusnya adalah lebih panjang daripada ruas yang didahuluinya. Pada buku bagian bawah dari ruas tumbuh daun pelepah yangmembalut ruas sampai buku bagian atas.Tepat pada buku bagian atas ujumg dari daun pelepah memperlihatkan percabangan dimana cabang yang terpendek menjadi ligula (lidah) daun, dan bagian yamg terpanjang dan terbesar menjadi daun kelopak yang memiliki bagian auricle pada sebelah kiri dan kanan. Daun kelopak yang terpanjang dan membalut ruas yang paling atas dari batang disebut daunbendera. Tepat dimana daun pelepah teratas menjadi ligula dan daun bendera, di situlah timbul ruas yang menjadi bulir padi.
        Pertumbuhan batang tanaman padi adalah merumpun, dimana terdapat satu batang tunggal/batang utama yang mempunyai 6 mata atau sukma, yaitu sukma 1, 3, 5 sebelah kanan dan sukma 2, 4, 6 sebelah kiri. Dari tiap-tiap sukma ini timbul tunas yang disebut tunasorde pertama.

Gambar 2.  Pertumbuhan daun dan batang padi
Tunas orde pertama tumbuhnya didahului oleh tunas yang tumbuh dari sukma pertama, kemudian diikuti oleh sukma kedua, disusul oleh tunas yang timbul dari sukma ketiga dan seterusnya sampai kepad apembentukan tunas terakhir yang keenam pada batang tunggal.Tunas-tunas yang timbul dari tunas orde pertama disebu ttunas orde kedua. Biasanya dari tunas-tunas orde pertama ini yang menghasilkan tunas-tunas orde kedua ialah tunas orde pertama yang terbawah sekali pada batang tunggal/ utama. Pembentukan tunas dari orde ketiga pada umunya tidak terjadi,oleh karena tunas-tunas dari orde ketiga tidak mempunyai ruang hidup dalam kesesakan dengan tunas-tunas dari orde pertama dan kedua.
Daun
Padi termasuk tanaman jenis rumput-rumputan mempunyai daun yang berbeda-beda, baik bentuk, susunan, atau bagian bagiannya. Ciri khas daun padi adalah adanya sisik dan telinga daun. Hal inilah yang menyebabkan daun padi dapat dibedakan dari jenis rumput yang lain. Adapun bagian-bagian daun padi adalah :
a.     Helaian daun ; terletak pada batang padi dan selalu ada. Bentuknya memanjang seperti pita. Panjang dan lebar helaian daun tergantung varietas padi yang bersangkutan.
b.     Pelepah daun (upih) ;merupakan bagian daun yang menyelubungi batang, pelepah daun ini berfungsi memberi dukungan pada bagian ruas yang jaringannya lunak, dan hal ini selalu terjadi.
c.      Lidah daun ; lidah daun terletak pada perbatasan antara helai daun dan upih. Panjang lidah daun berbeda-beda, tergantung pada varietas padi. Lidah daun duduknya melekat pada batang. Fungsi lidah daun adalah mencegah masuknya air hujan diantara batang dan pelepah daun (upih). Disamping itu lidah daun juga mencegah infeksi penyakit, sebab media air memudahkan penyebaran penyakit.
Daun yang muncul pada saat terjadi perkecambahan dinamakan coleoptile. Koleopti lkeluar dari benih yang disebar dan akan memanjang terus sampai permukaan air. koleoptil baru membuka, kemudian diikuti keluarnya daun pertama, daun kedua dan seterusnya hingga mencapai puncak yang disebut daun bendera, sedangkan daun terpanjang biasanya pada daun ketiga. Daun bendera merupakan daun yang lebih pendek daripada daun-daun di bawahnya, namun lebih lebar dari pada daun sebelumnya. Daun bendera ini terletak di bawah malai padi. Daun padi mula-mula berupa tunas yang kemudian berkembang menjadi daun. Daun pertama pada batang keluar bersamaan dengan timbulnya tunas (calon daun) berikutnya. Pertumbuhan daun yang satu dengan daun berikutnya (daun baru) mempunyai selang waktu 7 hari,dan 7 hari berikutnya akan muncul daun baru lainnya.
Gambar 3. Bagian daun tanaman padi


Bunga
Sekumpulan bunga padi (spikelet) yang keluar dari buku paling atas dinamakan malai. Bulir-bulir padi terletak pada cabang pertama dan cabang kedua, sedangkan sumbu utama malai adalah ruas buku yang terakhir pada batang. Panjang malai tergantung pada varietas padi yang ditanam dancara bercocok tanam. Dari sumbu utama pada ruas buku148yang terakhir inilah biasanya panjang malai (rangkaian bunga) diukur. Panjang malai dapat dibedakan menjadi 3 ukuran yaitu malai pendek (kurang dari 20 cm), malai sedang (antara 20-30 cm), dan malai panjang (lebih dari 30cm). Jumlah cabang pada setiap malai berkisar antara 15-20 buah, yang paling rendah 7 buah cabang, dan yang terbanyak dapat mencapai 30 buah cabang. Jumlah cabang ini akan mempengaruhi besarnya rendemen tanaman padi varietas baru, setiap malai bisa mencapai100-120 bunga.
Bunga padi adalah bunga telanjang artinya mempunyai perhiasan bunga. Berkelamin dua jenis dengan bakal buah yang diatas. Jumlah benang sari ada 6 buah, tangkai sarinya pendek dan tipis, kepala sari besar serta mempunyai dua kandung serbuk. Putik mempunyai dua tangkai putik, dengan dua buah kepala putik yang berbentuk malai dengan warna pada umumnya putih atau ungu.
Gambar 4. Bunga padi dan malai.

Komponen-komponen (bagian) bunga padi adalah:
a.     kepala sari
b.     tangkai sari,
c.      palea (belahan yang besar),
d.     lemma (belahan yang kecil),
e.     kepala putik,
f.       tangkai bunga.

Biji
Buah padi yang sehari-hari kita sebut biji padi atau butir/gabah,sebenarnya bukan biji melainkan buah padi yang tertutup oleh lemma dan palea. Buah ini terjadi setelah selesai penyerbukkan dan pembuahan. Lemma dan palea serta bagian lain yang membentuk sekam atau kulit gabah.
Jika bunga padi telah dewasa, kedua belahan kembang mahkota (palea dan lemmanya) yang semula bersatu akan membuka dengan sendirinya sedemikian rupa sehingga antara lemma dan palea terjadi siku/sudut sebesar 30-600. Membukanya kedua belahan kembang mahkota itu terjadi pada umumnya pada hari-hari cerah antara jam 10-12, dimana suhu kira-kira 30-320C. Di dalam dua daun mahkota palea dan lemma itu terdapat bagian dalam dari bunga padi yang terdiri dari bakal buah (biasa disebut karyiopsis).
Jika buah padi telah masak, kedua belahan daun mahkota bunga itulah yang menjadi pembungkus berasnya (sekam). Diatas karyiopsis terdapat dua kepala putik yang dipikul oleh masing-masing tangkainya. Lodicula yang berjumlah dua buah, sebenarnya merupakan daun mahkota yang telah berubah bentuk. Pada waktu padi hendak berbunga, lodicula menjad imengembang karena menghisap cairan dari bakal buah. Pengembangan ini mendorong lemma dan palea terpisah dan terbuka. Hal ini memungkinkan benang sari yang memanjang keluar dari bagian atas atau dari samping bunga yang terbuka tadi. Terbukanya bunga diikuti dengan pecahnya kandung serbuk, yang kemudian menumpahkan tepung sarinya. Sesudah tepung sarinya ditumpahkan dari kandung serbuk maka lemma dan palea menutup kembali.   Dengan berpindahnya tepung sari dari kepala putik maka selesailah sudah proses penyerbukkan. Kemudian terjadilah pembulaian yang menghasilkan lembaga danendosperm. Endosperm adalahpenting sebagai sumbercadangan makanan bagitanaman yang baru tumbuh.
Gambar 5. Bulir Padi





Varietas Tanaman Padi Inpari 36
Macam – macam jenis varietas padi unggul di Indonseia, tujuan penggunaan varietas padi unggul adalah untuk mendapatkan hasil panen yang melimpah sesuai dengan harapan, selain itu ketika tanaman padi bervarietas unggul ditanam dapat tumbuh dengan baik, tahan terhadap serangan hama dan penyakit, berikut spesifikasi padi varietas ir 36 adalah :
Asal Persilangan
:
IR58773-35-3-1-2/IR65475-62-3-1-3-1-3-1
Golongan
:
Cere
Umur Tanaman
:
114 hari setelah sebar
Bentuk Tanaman
:
Tegak
Tinggi Tanaman
:
± 113 cm
Daun Bendera
:
Tegak
Bentuk Gabah
:
Ramping
Warna Gabah
:
Kuning bersih
Kerontokan
:
Sedang
Kerebahan
:
Toleran
Tekstur Nasi
:
Pulen
Kadar Amilosa
:
± 20,7
Bobot 1000 Butir
:
± 26,0 gram
Rata – Rata Hasil
:
6,7 ton/ha GKG
Potensi Hasil
:
10,0  ton/ha GKG
Ketahanan terhadap Hama dan Penyakit
:
·     Tahan wereng coklat biotipe 1, 2
·     Tahan wereng coklat biotipe 3
·     Tahan terhadap virus kerdil rumput dan hawar daun bakteri
·     Cukup tahan terhdap blas
·     Agak rentan terhadap hawar pelepah daun dan bakteri daun bergaris
Anjuran tanam
:
Cocok ditanam di ekosistem sawah irigasi sampai ketinggian < 600 mdpl
Pemulia
:
Ahmad muliadi, Aan A. Daradjat, Nafisah, Trias Sitaresmi, dan Cucu Gunarsih
Dilepas Tahun
:
2015
SK Menteri Pertanian
:
83/Kpts/SR.120/2/2015
Manfaat dan Kandungan Gizi Tanaman Padi
Kalsium merupakan mineral yang paling banyak (99%) terdapat dalam tubuh
dan berfungsi membangun jaringan skeletal dan membentuk tulang. Sisanya
berfungsi pada proses fisiologis seperti pembekuan darah, transmisi antarselsel syaraf otak, kontraksi dan relaksasi otot, mengontrol permeabilitas sel
membran, dan sebagai aktivator enzim yang mengatur pencernaan dan
metabolisme. Bila tubuh cukup kalsium, pertumbuhan dan pengerasan tulang
dapat berlangsung dengan baik. Sebaliknya, kekurangan kalsium dapat
menyebabkan pertumbuhan tulang tidak sempurna, kerdil, rapuh, dan
bentuknya tidak normal.
Fosfor merupakan mineral kedua terbanyak setelah Ca. Sekitar 80% total P, menyumbang pembentukan tulang dan gigi sebagai bagian dari Ca P. Sisanya 20% berperan dalam sistem metabolisme tubuh seperti penyerapan glukosa dan gliserol, transportasi asam lemak, metabolisme energi dan mengontrol keseimbangan asam basa darah.
Magnesium merupakan molekul yang berfungsi sebagai koenzim dalam
sintesis protein dalam sel ribosom dan sebagai aktivator enzim dalam
metabolisme karbohidrat sehingga sangat berperan dalam proses pertumbuhan
sel dan pemeliharaan jaringan. Magnesium bersama-sama dengan hormon
kortison mengatur kandungan P dalam darah dan berperan mengatur gerakan
otot. Mineral Na dan K berfungsi mengatur keseimbangan cairan elektrolit
tubuh, keseimbangan asam basa tubuh, dan gerakan reflek otot. Natrium
mempunyai fungsi khusus yaitu menjaga permeabilitas sel. Kalium juga
berperan dalam metabolisme karbohidrat dan sintesis protein.
Tabel 2. Komposisi Gizi Beras (dalam 100 gr bahan)
NO
Kandungan Gizi
Jumlah
1
Energi (kal)
360
2
Protein (gr)
6,8
3
Lemak (gr)
0,7
4
Karbohidrat (gr)
78,9
5
Kalsium (mg)
6
6
Fosfor (mg)
140
7
Besi (mg)
0,8
8
Vitamin A (SI)
0
9
Vitamin B1 (mg)
0,12
10
Vitamin C (mg)
0

Syarat Tumbuh Tanaman Padi
Tanaman padi dapat tumbuh dan hidup dengan suhu rata-rata berkisar antara 24 C sampai dengan 38 C. Pengaruh suhu dalam budidaya tanaman padi harus diperhatikan karena suhu yang rendah dalam budidaya padi akan memperlambat perkecambahan benih sehingga dapat memperlambat proses pemindahan bibit ke lapangan Tanaman padi dapat tumbuh dengan baik di daerah yang berhawa panas dan banyak mengandung uap air dengan curah hujan rata-rata 200 mm bulan-1 atau lebih, dengan distribusi selama 4 bulan, curah hujan yang dikehendaki sekitar 1500-2000 mm tahun-1 dengan ketinggian tempat berkisar antara 0-1500 m dpl .Tanah yang baik untuk pertumbuhan tanaman padi adalah tanah sawah dengan kandungan fraksi pasir, debu dan lempung dengan perbandingan tertentu dan diperlukan air dalam jumlah yang cukup yang ketebalan lapisan atasnya sekitar 18-22 cm dengan pH 4-7. Interaksi antara tanaman dengan lingkungannya merupakan salah satu syarat bagi peningkatan produksi padi. Iklim dan cuaca merupakan lingkungan fisik esensial bagi produktivitas tanaman yang sulit dimodifikasi sehingga secara langsung dapat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tanaman tersebut. Di Indonesia faktor curah hujan dan kelembaban udara merupakan parameter iklim yang sangat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tanaman pangan khususnya.

Budidaya Tanaman Padi
Persemaian
Untuk keperluan penanaman seluas 1 ha, benih yang dibutuhkan sebanyak ± 20 kg. Benih bernas (yang tenggelam) dibilas dengan air bersih dan kemudian direndam dalam air selama 24 jam. Selanjutnya diperam dalam karung selama 48 jam dan dijaga kelembabannya dengan cara membasahi karung dengan air. Untuk benih hibrida langsung direndam dalam air dan selanjutnya diperam. Luas persemaian sebaiknya 400 m2/ha (4% dari luas tanam). Lebar bedengan
pembibitan 1,0-1,2 m dan diberi campuran pupuk kandang, serbuk kayu dan abu sebanyak 2 kg/m2. Penambahan ini memudahkan pencabutan bibit padi sehingga kerusakan akar bisa dikurangi. Antar bedengan dibuat parit sedalam 25-30 cm.
Pengolahan Tanah
Pengolahan tanah dapat dilakukan secara sempurna (2 kali bajak dan 1 kali garu) atau minimal atau tanpa olah tanah sesuai keperluan dan kondisi. Faktor yang menentukan adalah kemarau panjang, pola tanam, jenis/tekstur tanah. Dua minggu sebelum pengolahan tanah taburkan bahan organik secara merata di atas hamparan sawah. Bahan organik yang digunakan dapat berupa pupuk kandang sebanyak 2 ton/ha atau kompos jerami sebanyak 5 ton/ha.
Penanaman
Tanam bibit muda <21 HSS (hari setelah sebar), sebanyak 1-3 bibit/rumpun. Bibit lebih muda (14 HSS) dengan 1 bibit/rumpun akan menghasilkan anakan lebih banyak, hanya pada daerah endemis keong mas gunakan benih 18 HSS dengan 3 bibit/rumpun. Penyulaman dilakukan sebelum tanaman berumur 14 HST (hari setelah tanam). Pada saat bibit ditanam, tanah dalam kondisi jenuh air. Penanaman disarankan dengan sistem jejer legowo 2 : 1 atau 4 : 1 (40x(20x10) cm atau (50x(25x12,5) cm, karena populasi lebih banyak dan produksinya lebih tinggi dibanding dengan sistem jejer tegel (Tabel 2). Cara tanam berselang seling 2 baris tanam dan 1 baris kosong (legowo 2 : 1) atau 4 baris tanam dan satu baris kosong (legowo 4 : 1). Pengaturan jarak tanam dilakukan dengan caplak, dengan lebar antar titik 20-25 cm. Setelah dilakukan caplak silang dan membentuk tegel (20 X 20 cm atau 25 X 25 cm), pada setiap baris ke tiga dikosongkan dan calon bibitnya ditanam pada barisan ganda yang akan membentuk jarak tanam dalam barisan hanya 10 cm. Kekurangan bibit untuk baris berikutnya diambilkan bibit dari persemaian.
Pengairan Berselang
Pemberian air berselang (intermittent) adalah pengaturan kondisi sawah dalam kondisi kering dan tergenang secara bergantian. Tujuan pengairan berselang adalah:
a.     Menghemat air irigasi sehingga areal yang dapat diairi, lebih luas
b.     Memberi kesempatan akar tanaman memperoleh udara lebih banyak sehingga dapat berkembang lebih dalam. Akar yang dalam dapat menyerap unsur hara dan air yang lebih banyak.
c.      Mencegah timbulnya keracunan besi.
d.     Mencegah penimbunan asam organik dan gas H2S yang menghambat perkembangan akar.
e.     Mengaktifkan jasad renik (mikroba tanah) yang bermanfaat.
f.       Mengurangi kerebahan
g.     Mengurangi jumlah anakan yang tidak produktif (tidak menghasilkan malai dan gabah).
h.     Menyeragamkan pemasakan gabah dan mempercepat waktu panen
i.       Memudahkan pembenaman pupuk ke dalam tanah (lapisan olah)
j.       Memudahkan pengendalian hama keong mas, mengurangi penyebaran hama wereng coklat dan penggerek batang serta mengurangi kerusakan tanaman padi karena hama tikus.
Cara pemberian air yaitu saat tanaman berumur 3 hari, petakan sawah diairi dengan tinggi genangan 3 cm dan selama 2 hari berikutnya tidak ada penambahan air. Pada hari ke-4 lahan sawah diari kembali dengan tinggi genangan 3 cm. Cara ini dilakukan terus sampai fase anakan maksimal. Mulai fase pembentukan malai sampai pengisian biji, petakan sawah digenangi terus. Sejak 10 -15 hari sebelum panen sampai saat panen tanah dikeringkan. Pada tanah berpasir dan cepat menyerap air, waktu pergiliran pengairan harus diperpendek. Apabila ketersediaan air selama satu musim tanam kurang mencukupi, pengairan bergilir dapat dilakukan dengan selang 5 hari. Pada sawah-sawah yang sulit dikeringkan (drainase jelek), pengairan berselang tidak perlu dipraktekkan.
Pemupukan
Pemupukan berimbang, yaitu pemberian berbagai unsur hara dalam bentuk pupuk untuk memenuhi kekurangan hara yang dibutuhkan tanaman berdasarkan tingkat hasil yang ingin dicapai dan hara yang tersedia dalam tanah. Untuk setiap ton gabah yang dihasilkan, tanaman padi membutuhkan Urea sekitar 200 kg, SP-36 sebanyak 75 kg dan KCL sebanyak 75 kg. Dengan demikian jika kita ingin memperoleh hasil gabah tinggi, sudah barang tentu diperlukan pupuk yang lebih banyak. Namun demikian tingkat hasil yang ditetapkan juga memperhatikan daya dukung lingkungan setempat dengan melihat produktivitas padi pada tahun-tahun sebelumnya. Agar efektif dan efisien, penggunaan pupuk disesuaikan dengan kebutuhan tanaman dan ketersediaan hara dalam tanah. Kebutuhan N tanaman dapat diketahui dengan cara mengukur tingkat kehijauan warna daun padi menggunakan Bagan Warna Daun (BWD). Nilai pembacaan BWD digunakan untuk mengoreksi dosis pupuk N yang telah ditetapkan sehingga menjadi lebih tepat sesuai dengan kondisi tanaman. Pupuk awal N diberikan pada umur padi sebelum 14 hst ditentukan berdasarkan tingkat kesuburan tanah. Takaran pupuk dasar N untuk padi varietas unggul baru sebanyak 5075 kg urea/ha, sedangkan untuk padi tipe baru dengan takaran 100 kg urea/ha.
Pengendalian Gulma
Gulma dikendalikan dengan cara pengolahan tanah sempurna, mengatur air dipetakan sawah, menggunakan benih padi bersertifikat, hanya menggunakan kompos sisa tanaman dan kompos pupuk kandang, dan menggunakan herbisida apabila infestasi gulma sudah tinggi. Pengendalian gulma secara manual dengan menggunakan kosrok (landak) sangat dianjurkan, karena cara ini sinergis dengan pengelolaan lainnya. Pengendalian gulma secara manual hanya efektif dilakukan apabila kondisi air di petakan sawah macak-macak atau tanah jenuh air.


Pengendalian Hama dan Penyakit
Pengendalian hama dan penyakit terpadu (PHT) merupakan pendekatan pengendalian yang memperhitungkan faktor ekologi sehingga pengendalian dilakukan agar tidak terlalu mengganggu keseimbangan alami dan tidak menimbulkan kerugian besar. PHT merupakan paduan berbagai cara pengendalian hama dan penyakit, diantaranya melakukan monitoring populasi hama dan kerusakan tanaman sehingga penggunaan teknologi pengendalian dapat lebih tepat.
Hama yang sering menyerang tanaman padi sawah adalah :
a.     Keong Mas Waktu kritis untuk pengendalian keong mas adalah pada saat 10 HST pindah, atau 21 HSS benih (semai basah). PHT pada keong mas dilakukan sepanjang pertanaman dengan rincian sebagai berikut:
·        Pratanam : Ambil keong mas dan musnahkan sebagai cara mekanis.
·        Persemaian : Ambil keong mas dan musnahkan, sebar benih lebih banyak untuk sulaman dan bersihkan saluran air dari tanaman air seperti kangkung.
·        Stadia vegetatif: Tanam bibit yang agak tua (>21 hari) dan jumlah bibit lebih banyak, keringkan sawah sampai 7 HST, tidak aplikasi herbisida sampai 7 HST, ambil keong mas dan musnahkan, pasang saringan pada pemasukan air, umpan dengan menggunakan daun talas dan pepaya, pasang ajir agar siput bertelur pada ajir, ambil dan musnahkan telur siput pada tanaman dan aplikasikan pestisida anorganik dan nabati seperti saponin dan rerak sebanyak 20-50 kg/ha sebelum tanam pada Caren.
·        Stadia generatif dan setelah panen: Ambil keong mas dan musnahkan, dan gembalakan itik setelah padi panen.
b.     Wereng Coklat Wereng coklat menyukai pertanaman yang dipupuk nitrogen tinggi dengan jarak tanam rapat. Ambang ekonomi hama ini adalah 15 ekor per rumpun. Siklus hidupnya 21-33 hari. Cara pengendaliannya sbb:
·        Gunakan varietas tahan wereng coklat, seperti: Ciherang, Kalimas, Bondoyudo, Sintanur, dan Batang gadis.
·        Berikan pupuk K untuk mengurangi kerusakan
·        Monitor pertanaman paling lambat 2 minggu sekali.
·        Bila populasi hama di bawah ambang ekonomi gunakan insektisida botani atau jamur ento-mopatogenik (Metarhizium annisopliae atau Beauveria
bassiana).
·        Bila populasi hama di atas ambang ekonomi gunakan insektisida kimiawi yang direkomendasi.
c.      Penggerek batang Stadia tanaman yang rentan terhadap serangan penggerek batang adalah dari pembibitan sampai pembentukan malai. Gejala kerusakan yang ditimbulkannya mengakibatkan anakan coati yang disebut sundep pada tanaman stadia vegetatif, dan beluk (malai hampa) pada tanaman stadia generatif. Siklus hidupnya 40-70 hari. Ambang ekonomi penggerek batang adalah 10% anakan terserang; 4 kelompok telur per rumpun (pada fase bunting). Bila populasi tinggi (di atas ambang ekonomi) aplikasikan insektisida. Bila genangan air dangkal aplikasikan insektisida butiran seperti karbofuran dan fipronil, dan bila genangan air tinggi aplikasikan insektisida cair seperti dimehipo, bensultap, amitraz dan fipronil.
d.     Tikus Pengendalian hama tikus terpadu (PHTT) didasarkan pada pemahaman ekologi jenis tikus, dilakukan secara dini, intensif dan terus menerus (berkelanjutan) dengan memanfaatkan teknologi pengendalian yang sesuai dan tepat waktu. Pengendalian tikus ditekankan pada awal musim tanam untuk menekan populasi awal tikus sejak awal pertanaman sebelum tikus memasuki masa reproduksi. Kegiatan tersebut meliputi gropyok masal, sanitasi habitat, pemasangan TBS (Trap Barrier System) dan LTBS (tinier Trap Barrier System)
e.     Walang Sangit Walang sangit merupakan hama yang umum merusak bulir padi pada fase pemasakan. Fase pertumbuhan tanaman padi yang rentan terhadap serangan walang sangit adalah dari keluarnya malai sampai matang susu. Kerusakan yang ditimbulkannya menyebabkan beras berubah warna dan mengapur, serta hampa. Cara pengendaliannya adalah:
·        Kendalikan gulma di sawah dan di sekitar pertanaman.
·        Pupuk lahan secara merata agar pertumbuhan tanaman seragam.
·        Tangkap walang sangit dengan menggunakan faring sebelum stadia pembungaan.
·        Umpan walang sangit dengan menggunakan ikan yang sudah busuk, daging yang sudah rusak, atau dengan kotoran ayam.
·        Apabila serangan suclang mencapai ambang ekonomi, lakukan penyemprotan insektisida.
·        Lakukan penyemprotan pada pagi sekali atau sore hari ketika walang sangit berada di kanopi.
f.       Penyakit Hawar Daun Bakteri (HDB) Penyakit HDB disebabkan oleh bakteri Xanthomonas campesti-is pv oryzae dengan gejala penyakit berupa bercak berwarna kuning sampai putih berawal dari terbentuknya garis lebam berair pada bagian tepi daun. Cara pengendaliannya sebagai berikut :
·        Gunakan varietas tahan seperti Conde dan Angke
·        Gunakan pupuk nitrogen sesuai dengan kebutuhan tanaman
·        Bersihkan tunggul-tunggul dan jerami-jerami yang terinfeksi
·        Jarak tanam jangan terlalu rapat
·        Gunakan benih atau bibit yang sehat.
Panen
Lakukan panen saat gabah telah menguning, tetapi malai masih segar. Potong padi dengan sabit gerigi, 30-40 cm di atas permukaan tanah. Gunakan plastik atau terpal sebagai alas tanaman padi yang baru dipotong dan ditumpuk sebelum dirontok. Sebaiknya panen padi dilakukan oleh kelompok pemanen dan gabah dirontokan dengan power tresher atau pedal tresher. Apabila panen dilakukan pada waktu pagi hari sebaiknya pada sore harinya langsung dirontokan. Perontokan lebih dari 2 hari menyebabkan kerusakan beras.
Pasca Panen
Jemur gabah di atas lantai jemur dengan ketebalan 5-7 cm. Lakukan pembalikan setiap 2 jam sekali. Pada musim hujan, gunakan pengering buatan dan pertahankan suhu pengering 50 C untuk gabah konsumsi atau 42 C untuk mengeringkan benih. Pengeringan dilakukan sampai kadar air gabah mencapai 12- 14% untuk gabah konsumsi dan 10-12% untuk benih. Gabah yang sudah kering dapat digiling dan disimpan. Hal penting yang perlu diperhatikan dalam penggilingan dan penyimpanan adalah:
a.     Untuk mendapatkan beras kualitas tinggi, perlu diperhatikan waktu panen, sanitasi (kebersihan), dan kadar air gabah (12-14%)
b.     Simpan gabah/beras dalam wadah yang bersih dalam lumbung/gudang, bebas hama, dan memiliki sirkulasi udara yang baik.
c.      Simpan gabah pada kadar air kurang 14% untuk konsumsi, dan kurang dari 13% untuk benih.
d.     Gabah yang sudah disimpan dalam penyimpanan, jika akan digiling, dikeringkan terlebih dahulu sampai kadar air 12-14%.
e.     Sebelum digiling, gabah yang dikeringkan tersebut diangin-anginkan terlebih dahulu untuk menghindari butir pecah.
METODE PELAKSANAAN

Waktu dan Tempat
Praktik Kerja Lapangan (PKL) I dilaksanakan di semester IV (empat) selama 27 hari dimulai pada Tanggal 19 Februari 2018 sampai dengan Tanggal 17 Maret 2018. Kegiatan Praktik Kerja Lapangan (PKL) I dengan topik budidaya tanaman Padi (Oryza Sativa L.) dilaksanakan di P4S Sauyunan yang berlokasi di Dusun Cilumping, Kecamatan Buah Dua, Kabupaten Sumedang, Provinsi Jawa Barat.

Materi Kegiatan
Materi kegiatan PKL I yang dilaksanakan meliputi pelaksanaan pembelajaran yang terkait dengan teknis produksi tanaman Padi (Oryza sativa L.), analisis usahatani dan strategi pemasaran. Teknis produksi tanaman padi meliputi beberapa aktivitas yaitu :
-        Pemilihan benih varietas unggul
-        Penyiapan media persemaian
-        Penebaran benih ke media semai
-        Perawatan persemaian
-        Penyiapan lahan penanaman
-        Penanaman
-        Pengairan
-        Penyiangan
-        Pemupukan susulan
-        Pengendalian hama dan penyaklit
-        Panen
-        pasca panen
-        Analisis usahatani
Materi kegiatan tersebut diharapkan menjadi acuan dan pengetahuan untuk strategi pembangunan jejaring kemitraan usaha dalam penumbuhan dan pengembangan wirausaha di bidang agribisnis setelah pelaksanaan PKL I.



Tahapan Pelaksanaan
Prosedur kegiatan yang dilakukan dalam praktik kerja lapangan ini dengan menggunakan metode magang. Praktik ini dilakukan dengan cara ikut langsung mempraktikan tentang budidaya Padi yang meliputi kegiatan pengolahan lahan, penyiapan benih, penanaman, pengairan, pemupukan, pemeliharaan, panen serta pascapanennya. Objek pengumpulan data yang dilaksanakan pada kegiatan Praktik Kerja Lapangan (PKL) 1 ini terfokus pada kegiatan budidaya komoditas padi. Adapun tahapan dan waktu pelaksanaan dapat dilihat pada tabel.
Tabel 3. Tahapan pelaksanaan kegiatan PKL.
No
Uraian Kegiatan
Waktu Kegiatan
A.    Budidaya
1.      
Persiapan lahan/pengolahan tanah
22 Februari 2018
2.      
Persemaian
5 Maret 2018
3.      
Penanaman
23 Februari 2018
4.      
Pemeliharaan ( pengairan dan penyiangan)
22 Februari 2018 – 17 Maret 2018
5.      
Pemupukan susulan
24 Februari 2018
6.      
Pengendalian hama dan penyakit
23 Februari 2018
7.      
Panen

8.      
Pascapanen
25 Februari 2018
B.    Analisa Usaha Tani
1.
Analisis biaya (biaya investasi, biaya tetap, biaya variable)
6 Maret 2018
2.
Pendapatan dan keuntungan (nilai pendapatan dan keuntungan)
15 Maret 2018
3.
Analisis kelayakan usaha (BEP volume dan harga produksi, B/C ratio, Playback)
15 Maret 2018
Keterangan : pelaksanaan disesuaikan di lokasi.
Pelaksanaan PKL 1 di P4S Sauyunan antara lain sebagai berikut :
a.   Observasi
 Kegiatan observasi dilaksanakan selama 2 hari sebagai awal masa pengenalan di P4S Sauyunan. Kegiatannya meliputi pengenalan lahan budidaya yang ada di P4S Sauyunan serta pemberian materi.
b.   Magang
Magang dilaksanakan di bawah pengawasan dan bimbingan dari pembimbing lapang terkait kegiatan budidaya dan kegiatan lainnya.
c.    Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara langsung kepada pembimbing lapang maupun karyawan lain serta menggunakan literatur Pertanian yang tersedia di P4S Sauyunan.
d.   Pustaka
Pustaka didapat dari referensi-referensi yang ada baik berupa buku, jurnal, artikel maupun website sebagai acuan dan bahan penulisan laporan.
e.   Konsultasi
Konsultasi dilakukan dengan pembimbing eksternal, pembimbing lapang, ataupun karyawan lain yang ada untuk mendapatkan informasi mengenai hal-hal yang mendukung kegiatan PKL khususnya mengenai agropropuksi tanaman padi.
f.     Diskusi
Dilaksanakan bersama pembimbing lapang untuk memperoleh kelengkapan data yang berguna sebagai pembuatan laporan PKL 1.

















HASIL DAN PEMBAHASAN


Sejarah P4S Sauyunan
Pusat Pelatihan Pertanian dan pedesaan Swadaya (P4S) SAUYUNAN sebagai lembaga permagangan bagi keluarga tani, yang di bangun, dimiliki di kelola oleh petani, baik secara perorangan maupun kelompok adalah merupakan perwujudan kemandirian dibidang pelatihan pertanian,yang juga merupakan salah satu bentuk perwujudan nyata partisipasi aktif petani dalam mempercepat proses peningkatan jiwa  kewirausahaan agribisnis melalui penyebaran informasi dan teknologi,khususnya dalam pembangunan pertanian dan pedesaan melalui permagangan. Oleh Karena itu lembaga P4S perlu di kembangkan secara terus menerus sehingga menjadi lembaga yang kuat dan mandiri.
            Kewirausahaan agribisnis mempunyai posisi yang strategis dalam konteks pembangunan pertanian, yang antara lain di tempuh melalui kebijakan pengembangan sistem dan usaha agribisnis atau bisnis pertanian. Sebagian besar pelaksanaan agribisnis berada di tangan masyarakat khususnya petani.
            Melihat potensi pengembangan dan agribisnis pertanian di sekitar Dusun Cilumping, Desa Cikurubuk,Kecamatan Buah Dua, maka Pusat Pelatihan Pertanian dan Pedesaan Swadaya (P4S) Sauyunan Kabupaten Sumedang di bentuk dan resmi berdiri pada tanggal 12 Desember 2012.

PROFIL KELOMPOK
Nama Kelompok                     : Kelompok “P4S Sauyunan”
Alamat Kelompok                    : Jln Pendidikan Tampomas Indah Dsn. Cilumping
                                                  RT 03 RW 06 Ds. Cikurubuk Kec. Buahdua
  Kab.Sumedang.
Tanggal Tahun Berdiri            : 12 Desember 2012
Bidang Usaha Kelompok        : Pertanian Pembibitan, Hortikultura, Peternakan,
                                                  Pengembangan Agribisnis Kecamatan.





Visi Misi P4S Sauyunan
VISI
Terwujudnya masyarakat pertanian yang lebih Cerdas Terampil, mandiri Produktif dapat meningkatkan kesejahteraan dan selalu mengembangkan driri secara positif sesuai dengan teknologi yang berkembang.
MISI
            Mengembangkan dan memfasilitasi kegiatan-kegiatan petani dan masyarakat pedesaan dan kebutuhan informasi dan teknologi pertanian untuk kesejahteraan hidup petani dan organisasi petani.
Tugas Pokok dan Fungsi P4S Sauyunan
1.     PUSAT PELATIHAN PERTANIAN PEDESAAN SWADAYA (P4S) 'SAUYUNAN SUMEDANG' merupakan wadah/ tempat penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan belajar mengajar dari petani dan untuk petani, maupun penyuluhan petani baik dibidang pertanian, peternakan, perikanan, perkebunan dan lain-lainnya secara nyata,adil dan berkelanjutan.
2.     Tempat mengembangkan peran serta masyarakat mengembangkan system dan usaha agribisnis yang bertumpu pada mekanisme pasar yang berkeadilan dan keuntungan komeratif wilayah.
3.     Pemerintah Kabupaten Sumedang bisa menjadikan P4S sebagai pusat Pelatihan Sekolah Kursus-kursus dan lain-lain dalarn pembinaan petani maupun peternak dan siswa-siswa, anak-anak putus sekolah, maupun masyarakat lainnya.
4.     Sebagai sarana bagi sauyunan dalam mengembangkan dan membina masyarakat tani terpadu dan berkelanjutan, sesuai ilmu yang diperoleh dari magang Jepang dan terutama untuk meningkatkan hubungan dengan pemerintah.
5.     sarana bagi para penyuluh di segala Dinas - dinas untuk membina masyarakat tani, peternak dan sebagainya dalam peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM) dan pendapatan petani sendiri.
6.     Pusat atau wadah untuk magang bagi petani, peternak, perajar-pelajar maupun masyarakat lainnya yang berminat untuk beiajar agribisnis secara singkat dan nyata.
7.     sebagai saran bagi guru-guru dan siswa-siswa untuk mengadakan kegiatan ekstrakulikuler muatan lokal yang diadakan sekolah-sekolah.
8.     Pusat/wadah bagi SKB, PLS dan tenaga lapangan diknas untuk menyelenggarakan pelatihan bagi masyarakat khususnya bagi generasi muda yang putus sekolah. untuk mempererat silaturahmi, saling tukar pendapat, pengembangan usaha kelompok, dan sebagai fasilitator antara pihak pemerintah dan pihak swasta lainnya dengan anggota PUSAT PELATIHAN PERTANIAN PEDESAAN SWADAYA 'SAUYUNAN SUMEDANG" serta masyarakat petani, guna meningkatkan taraf hidup serta kesejahteraan para petani di Kabupaten sumedang pada khususnya dan seluruh lapisan masyarakat pada umumnya.
Struktur  Organisasi Kelompok P4S Sauyunan

SEKSI SARANA PRASARAN
Pepen Efendi

SEKSI PENGELOLAAN USAHA
Entang Setiawan

SEKSI DANA
Tatang
Rochimat,S.Sos



KETUA
Adi Supardi

BENDAHARA
Evi Mulyati

SEKRTARIS
Yusuf Mulyadi

SEKSI DIKLAT
Dede, SP

ANGGOTA


Letak Gerrafis dan Kondisi Umum Kebun praktek
Pusat P4S Sauyunan berlokasi di Dsn. Cilumping/Ciembutan Rt 03 Rw 06 Ds. Cikurubuk Kec. Buah Dua Kab. Sumedang. Jarak dari ibu kota kecmatan ± 10 km, jarak dari ibu kota kabupaten ± 35 km, dengan kondisi jalan aspal Hootmid, sampai lokasi di rabat beton, ketinggin tempat 1300 m dpl, suhu 20-25°C jenis tanah liat berpasir, Ph tanah 7-8, dengan batas wilayah sebagai berikut :
-        Sebelah utara berbatasan dengan Desa Citaleus
-        Sebelah barat berbatasan dengan Desa Bojongloa
-        Sebelah timur berbatasan dengan Kecamatan Tanjungkerta
-        Sebelah selatan berbatasan dengan Kecamatan Cimalaka
Luas areal usaha tani yang di usahakan petani seluas 3 Ha, dengan setatus kepemilikan tanah adalah milik pribadi dan tanah sewaan. Sedangkan untuk tanaman tomat lahan yang di gunakan untuk praktek adalah 1190 m².
Pembahasan
Agribisnis adalah suatu aktivitas bisnis berbasis pertanian beserta faktor-faktor pendukungnya. Sementara faktor pendukungnya meliputi : agroinput yaitu aspek pengadaan sarana dan prasarana produksi pertanian (saprotan), pengolahan hasil pertanian dan pemasaran hasil pertanian. Serta kelembagaan penunjang yaitu aspek perbankan pertanian, koperasi, dan kelembagaan jasa-jasa pertanian lainnya. P4S Sauyunan merupakan usaha yang bergerak dalam bidang agribisnis yang menerapkan setiap subsistem agribisnis pada usahanya taninya. Namun tidak semua subsistem agribisnis tersebut dilakukan seperti pada komoditas Padi yang tidak ada subsistem pengolahan hasil karena keterbatasan teknologi serta tempat. Terdapat lima subsistem yang harus dijalankan dalam pelaksanaan kegiatan usaha agribisnis, yaitu :
Subsistem sarana dan prasarana produksi (Agroinput)
Pada subsistem sarana dan prasarana produksi ini menyangkut pada kegiatan pengadaan dan penyaluran Subsistem agroinput juga dapat diartikan sebagai kegiatan yang menginovasi, memproduksi dan mendistribusikan sarana pertanian seperti industri alat mesin pertanian, pupuk, benih serta obat pengendalian hama penyakit. Sebagian sarana dan prasarana dalam budidaya P4S Sauyunan dibuat sendiri seperti pupuk organik yang terbuat dari kotoran sapi, kambing, maupun ayam kemudian difermentasikan menjadi pupuk kandang, agensi hayati seperti Trichoderma sp, diperbanyak sendiri dengan memanfaatkan isolat yang dimiliki oleh POPT. Sementara untuk benih, pupuk kimia dan pestisida kimia P4S Sauyunan membeli di toko  pertanian.
Subsistem budidaya (Agroproduksi)
Salah satu kunci keberhasilan usaha budidaya padi di P4S Sauyunan yaitu dalam teknik budidaya di perusahaan ini lebih mengutamakan pencegahan hama dan penyakit daripada penanggulangan. Cara pencegahan yang dilakukan dengan memberikan musuh alami seperti Trichoderma sp untuk mencegah terserang penyakit yang sangat rentan menyerang tanaman padi. Pemberian larutan Trichoderma sp diberikan pada saat pengolahan tanah dengan cara dicampurkan pada jerami yang telah difermentasikan lalu masukkan 100 gr trichoderma ke 50 kg jerami.
Budidaya Tanaman Padi
Pengolahan Tanah Sawah
Secara umum pengolahan tanah dalam melaksanakan budidaya padi meliputi 3 fase adalah sebagai berikut:
1.     Penggenangan tanah sawah sampai tanah jenuh air.
2.     Membajak sebagai awal pemecahan bongkahan dan membalik tanah.
3.     Menggaru untuk menghancurkan dan menghaluskankan tanah.
Untuk 3 fase pengolahan tanah tersebut menggunakan 1/3 kebutuhan air dari total kebutuhan air selama pertumbuhan tanaman.
Pengolahan bertujuan untuk mengubah sifat fisik tanah agar lapisan yang semula keras menjadi datar dan melumpur. Dengan begitu gulma akan mati dan membusuk menjadi humus, aerasi tanah menjadi lebih baik, lapisan bawah tanah menjadi jenuh air sehingga dapat menghemat air. Pada pengolahan tanah sawah ini, dilakukan juga perbaikan dan pengaturan pematang sawah serta selokan. Pematang (galengan) sawah diupayakan agar tetap baik untuk mempermudah pengaturan irigasi sehingga tidak boros air dan mempermudah perawatan tanaman. Tanah diolah dengan cara dicangkul dan diratakan, setelah itu didiamkan selama satu minggu.
Persemaian
Kegiatan persemaian yang dilakukan yaitu dengan menguji benih menggunakan air garam, tujuannya untuk mengetahui benih yang hampa dengan yang tidak. Cara perlakuan yaitu dengan memasukkan air kedalam baskom sebanyak 1,4 liter dan garam sebanyak 400 gr lalu aduk hingga tercampur rata setelah tercampur merata masukkan telur bebek, jika telur tersebut mengambang berarti kadar garam yang digunakan cukup setelah itu masukkan benih yang akan diuji selama 5 menit setelah 5 menit pindahkan dan rendam benih kedalam air bersih selama 2 hari, setelah benih berkecambah pindahkan ke baki yang sudah terisi tanah dan pupuk kandang dengan perbandingan 1 : 1 setelah disemai kedalam baki tunggu hingga 1 minggu untuk siap ditanam.
Penanaman
Setelah dilakukan penyemaian dilakukan pencabutan bibit padi yaitu pada saat umur 7 hari, pencabutan bibit padi, dengan cara mencabut perlahan – lahan serta satu- persatu agar akar pada bibit tidak rusak yang nantinya akan mati ataupun pertumbuhan tanaman menjadi terganggu. Setelah dilakukan pencabutan bibit taaman padi, kemudian dilakukan penanaman dengan cara membuat garis dengan menggunakan caplakan yang berjarak 30 x 30 cm bibit ditanam pada titik garis yang bertemu dalam satu titik dimasukkan sebanyak 3 bibit.
Pemeliharaan
Pengairan
Cara pemberian air yaitu saat tanaman berumur 3 hari, petakan sawah diairi dengan tinggi genangan 3 cm dan selama 2 hari berikutnya tidak ada penambahan air. Pada hari ke-4 lahan sawah diari kembali dengan tinggi genangan 3 cm. Cara ini dilakukan terus sampai fase anakan maksimal. Mulai fase pembentukan malai sampai pengisian biji, petakan sawah digenangi terus. Sejak 10 -15 hari sebelum panen sampai saat panen tanah dikeringkan. Pada tanah berpasir dan cepat menyerap air, waktu pergiliran pengairan harus diperpendek. Apabila ketersediaan air selama satu musim tanam kurang mencukupi, pengairan bergilir dapat dilakukan dengan selang 5 hari pada sawah-sawah yang sulit dikeringkan
Penyiangan
Pada budidaya tanaman padi, gulma yang tumbuh di sekitar areal petakan sawah jika tidak dicabut nantinya gulma akan menjadi sarang bagi hama dan penyakit. Kegiatan penyiangan dilakukan sebulan sekali setelah tanam. Tujuan dari penyiangan yaitu mengurangi serangan hama dan penyakit dengan cara menghilangkan sarang dari hama dan penyakit tersebut. Cara kerja penyiangan di sawah yaitu gulma yang ada disekitar areal sawah langsung dicabut atau menggunakan landak dan dimasukkan ke dalam karung.
Pemupukan Susulan
Pemupukan susulan bertujuan untuk menambah unsur hara yang dibutuhkan oleh tanaman, sehingga tanaman diharapkan tumbuh optimal. Pemupukan susulan dilakukan dengan menggunakan pupuk kimia yaitu urea, phosphate, SP-36, dan kcl diberikan dengan cara disebar diantara rumpun padi secara merata, pemupukan susulan pertama diberikan pada saat tanaman berumur antara 7 – 14 hst dengan menggunakan pupuk urea sebanyak 100 kg, phosphate 75 kg, sp-36 37,5 kg, dan kcl 37,5 kg dan pemupukan kedua dilakukan pada tanaman berumur antara 20 – 30 hst pupuk yang diberikan urea, phosphate, sp-36, dan kcl dari sisa dosis keseluruhan.


Pengendalian Hama dan Penyakit
Tanaman padi tidak lepas dari serangan hama ataupun penyakit dengan itu harus dikendalikan agar tidak merusak tanaman dan menurunkan hasil produksi atau gagal panen. Pengendalian hama dan penyakit dilakukan sebanyak 5 kali pada masa persemaian, umur 10 hst, umur 20 hst, umur 40 hst, dan 60 hst. Adapun hama dan penyakit yang sering menyerang pada tanaman padi adalah sebagai berikut :
1.     Hama
a.     Wereng Batang Coklat
Hama ini selalu menghisap cairan dan air dari batang padi muda atau butir – butir buah muda yang lunak, dapat meloncat tinggi dan tidak terarah, bewarna coklat, berukuran 3-5 mm, habitat ditempat lembab, gelap dan teduh. Telur banyak yang ditempatkan dibawah daun padi yang melengkung dengan masa ovulasi 9 hari meretas, 13 hari membentuk sayap dan 2 minggu akan bertelur kembali. Hama ini meluas serangannya dilihat dari bentuk lingkaran pada tanaman dalam petakan padi.
b.     Ulat Penggerek
Gangguan dan kerusakan pada tanaman padi gandu, terutama daerah pegunungan, daya pengrusaknya tertuju pada bagian – bagian pucuk tanaman sehingga mematikan padi. Daur hidup biasanya 30 hari tetapi tidak memiliki diapuse sehingga meningkatkan kupu – kupu betina (warna kuning muda) dan jantan (warna sawo matang) dengan jumlah telur 150 butir yang diletakkan dibagian bawah daun padi muda yang ditutupi oleh lapisan bulu. Ulat akan menggerek batang padi yang muda menuju titik tumbuh yang masih lunak. 
c.      Walang Sangit
Binatang ini berbau, hidup bersembunyi direrumputan, tuton, paspalum, alang – alang sehingga berinvasi pada tanaman padi muda ketika bunting, berbunga atau berbuah. Walang sangit menempatkan telurmya (14-16 telur hingga 360 butir telur sepanjang hidupnya) secara berjajaran pada daun. 
d.     Lembing
Berkembang pada iklim tropis, hidupnya berkoloni, betina berukuran kecil (16 mm) dengan 1100 telur selama hidupnya, lama penetasan 6 – 8 minggu, jantan berumur 6 bulan. Serangannya tidak sampai menghampakan padi, tetapi menghasilkan padi berkualitas jelek (goresan – goresan membujur pada kulit gabah dan pecah apabila dilakukan penggilingan / penumbukan).
e.     Tikus
Merupakan hama penyebab kerusakan terbesar tanaman padi di Indonesia terutama pada agroekosistem daratan rendah dengan pola tanam intensif. Hama ini termasuk hama yang relative sulit dikendalikan. Perkembangbiakan dan mobilitas tikus yang cepet serta daya rusak pada tanaman padi yang cukup tinggi menyebabkan hama tikus selalu menjadi ancaman pada pertanaman padi. Kehilangan akibat serangan tikus sangat besar, karena menyerang tanaman sejak padi di persemaian hinga menjelang panen.
2.     Penyakit
a.     Blast
Merupakan bercak coklat kehitaman, berbentuk belah ketupat dengan ujung runcing, dan pusat bercak bewarna putih. Serangan blast daun yang tinggi dapat mempengaruhi pertumbuhan tanaman dan anakan produktif yang menyebabkan malai kecil dengan sedikit gabah bahkan dapat menyebabkan seluruh tanaman mati sebelum berbunga.
b.     Virus Kerdil Rumput
Tanaman padi yang terserang kerdil rumput menunjukkan gejala penghambatan pertumbuhan, anakannya banyak, daunnya menjadi pendek dan sempit, dan tumbuhnya tegak serta bewarna hijau pucat atau kuning pucat. Seringkali pada daunnya terdapat bintik – bintik atau bercak coklat tua. Daunnya kadang – kadang tetap hijau jika diberi pupuk nitrogen yang cukup.    
Cara pengendalian hama dan penyakit tersebut yaitu dengan menggunakan pestisida leili, virtako, amistar top, furadan, dan score dengan dosis pertanngki yaitu 0,5 ml/lt air leili, 200 ml/ha virtako, 150-300 ml/ha amistar top, 8 kg/ha furadan, 200-400 ml/ha score.




Panen
Panen dilakukan saat gabah telah menguning, tetapi malai masih segar. Potong padi dengan sabit gerigi, 30-40 cm di atas permukaan tanah. Gunakan plastik atau terpal sebagai alas tanaman padi yang baru dipotong dan ditumpuk sebelum dirontok. Panen padi dilakukan oleh kelompok pemanen yang sebelumnya menanam padi di sawah tersebut dan gabah dirontokan dengan menggunakan perontok tradisional dengan cara tanaman digebot ke alat tersebut supaya gabah pada tanaman rontok.
Pasca Panen
Kegiatan pascapanen bertujuan untuk mempertahankan mutu serta mengurangi susut panen. Penanganan pasca panen padi yang dilakukan di P4S Sauyunan meliputi beberapa kegiatan yaitu :

Penjemuran
Jemur gabah di atas lantai jemur dengan ketebalan 5-7 cm. Lakukan pembalikan setiap 2 jam sekali. Pengeringan dilakukan sampai kadar air gabah mencapai 12- 14% untuk gabah konsumsi dan 10-12% untuk benih.

Pengemasan
Pengemasan dilakukan untuk menjaga mutu gabah, khususnya pada saat pengangkutan dan penyimpanan. Pengemasan merupakan suatu usaha untuk melindungi produk dari penurunan mutu dan kerusakan mekanis, fisik, kimia serta mikrobiologi, sehingga tetap memiliki nilai jual yang tinggi pada saat diterima oleh konsumen. Adanya wadah atau pembungkus dapat mencegah atau mengurangi kerusakan, melindungi bahan pangan yang ada di dalamnya dari bahaya pencemaran dan gangguan fisik (gesekan, benturan, getaran). Pengemasan yang dilakukan di P4S Sauyunan menggunakan karung agar tidak mengalami kerusakan pada saat pengangkutan maupun penyimpanan. Karung yang telah diisi dengan penuh selanjutnya disusun dengan rapih di gudang penyimpanan sebelum disusun pastikan bahwa ikatan pada karung cukup kuat dan tidak rusak dengan menggunakan kemasan kedap udara (hermetik) dapat mempertahankan kualitas gabah dan beras.


Subsistem Pemasaran (Agromarketing)
Pemasaran hasil pertanian yang dilakukan oleh P4S Sauyunan masih menjualnya ke pasar ataupun ke pengupul yang ada di daerah sekitar kecamatan buahdua. Dalam hal ini P4S Sauyunan berperan sebagia penyuplai Produk hasil pertanian seperti beras.
Subsistem Jasa Penunjang
Merupakan penunjang kegiatan pra panen dan pascapanen, atau kegiatan yang menyediakan jasa bagi agribisnis seperti lembaga keuangan, penelitian dan pengembangan, transportasi, pendidikan dan lembaga pemerintah (kebijakan fiskal dan moneter). Jasa penunjang yang ada di P4S Sauyunan yakni dalam hal Pendidikan serta Pelatihan di bidang pertanian.

Analisis masalah pada unit usaha
Permasalahan yang dihadapi di P4S Sauyunan pada komoditas padi diantaranya adalah:
Subsistem Agroinput
Pada subsistem ini benih yang digunakan berasal dari petani bukan dari pengadaan sendiri sehingga banyak tanaman yang mudah terserang hama dan penyakit sehingga banyak tanaman yang baru ditanam banyak mati atau gagal tumbuh.
Subsistem Agroproduksi
Permasalahan yang dihadapi pada subsistem ini adalah serangan hama dan penyakit khususnya hama wereng batang coklat serta penyakit blast, lalu air yang harus selalu ada, serta nutrisi tanaman yang kurang tercukupi.

Subsistem Agromarketing
Permasalahan yang timbul pada subsistem ini adalah pemasaran yang masih sangat sederhana karena seperti pemasaran beras pada umumnya P4S Sauyunan hanya menjual ke pengepul saja, tidak menjalin kerjasama dengan toko maupun kios pertanian.

Upaya pemecahan masalah
Subsistem Agroinput
Solusi untuk mengatasi permasalahan ini adalah memilih benih yang berkualitas dari tanaman yang tumbuh sehat dan kuat serta dilakukan budidaya serta pengendalian hama dan penyakit secara intensif.
Subsistem Agroproduksi
Solusi yang dilakukan untuk mengatasi permasalahan bidang produksi ini adalah memberikan tanaman trichoderma sp pengolahan tanah untuk mengendalikan penyakit blast serta menggunakan pestisida kimia untuk mengendalikan hama wereng batang coklat, lalu penanaman pada saat musim hujan agar air selalu tersedia dan memantau terus sumber air, melakukan mina padi agar nutrisi tanaman dapat tercukupi dari kotoran ikan serta menambah penghasilan.
Subsistem Agromarketing
Upaya pemecahan masalah pada subsistem ini adalah menjalin kemitraan dengan toko dan kios pertanian yang ada di sekitar wilayah serta menjual langsung ke masyarakat sekitar.

Rencana agribisnis
Setelah mengikuti kegiatan PKL 1 tentang agroproduksi padi varietas inpari 36, maka kegiatan tersebut dapat di jadikan acuan oleh penulis dalam merencanakan usaha dengan rencana agribisnis padi varietas inpari 36. (lebih lengkapnya dapat dilihat pada lampiran 1)

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan
Berdasarkan hasil kegiatan PKL yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa:
1.     Budidaya padi varietas ir 36 tediri dari kegiatan persemaian, pengolahan lahan, penanaman, pemeliharaan dan pemanenan. Dalam pemeliharaan tanaman padi permasalahannya adalah serangan hama dan penyakit, adapun pemecahan masalahnya adalah dengan menggunakan agensi hayati Trichoderma sp serta penggunaan pestisida.
2.     Setelah melaksanakan kegiatan praktik kerja lapangan (PKL) penulis dapat meningkatkan keterampilan dalam merencanakan kegiatan agroproduksi padi varietas ir 36.
Saran
Berdasarkan dari kegiatan PKL yang telah dilaksanakan, maka terdapat beberapa saran untuk pengembangan agroproduksi di P4S Sauyunan yaitu :
1.     Pengadaan benih bersertifikat varietas ir 36, sehingga diharapkan mampu meningkatkan produktivitas dan kualitas hasil.
2.     Mengemas produk untuk bisa langsung dipasarkan dengan kualitas serta harga yang berbeda – beda sehingga masyarakat dapat membeli sesuai dengan keinginannya.
3.     Menjalin kemitraan dengan toko – toko maupun kios sembako untuk memperluas jangakauan pasar sehingga produk dapat dikenal oleh siapapun serta dapat meningkatkan produksi dan juga meningkatkan pendapatan



DAFTAR PUSTAKA


Muhtadi Naufalin. 2016. Proposal Laporan PKL. https://www.academia.edu/23745141/Proposal_Laporan_PKL diakses pada tanggal 12 februari 2018 pada pukul 20.00 WIB
BKPP Aceh, BPTP NAD. 2009. Budidaya Tanaman Padi. http://nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/modul/10-Budidaya-padi.pdf diakses pada tanggal 12 februari 2018 pada pukul 21.00 WIB
Siswanto Septian Edi. 2012. Morfologi dan Klasifikasi Tanaman Padi. https://www.scribd.com/doc/172057417/Morfologi-Dan-Klasifikasi-Tanaman-Padi diakses pada tanggal 12 februari pada pukul 21.00 WIB
Badan Litbang Pertanian. 2012.  Varietas Unggulan Badan Litbang Pertanian. http://www.litbang.pertanian.go.id/download/one/354/file/Varietas-Padi-Unggulan.pdf diakses pada tanggal 12 februari pada pukul 22.00 WIB
Siti Dewi Indrasari. 2006. Kandungan Mineral Padi Varietas Unggul dan kaitannya dengan Kesehatan. http://pangan.litbang.pertanian.go.id/files/07-Dewiindrasari.pdf diakses pada tanggal 12 februari 2018 pada pukul 23.00 WIB












Komentar