Laporan Praktikum Budidaya Padi
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Di indonesia yang beriklim
tropis, padi ditanam diseluruh daerah dataran rendah sampai dataran tinggi yang
umumnya padi diusahakan sebagai padi sawah. Menurut data BPS (2010), menunjukkan
produksi padi selama tahun 2010 diperkirakan mencapai 65,98 juta ton GKG (Gabah
Kering Giling). Peningkatan produksi padi perlu terus dilakukan sesuai dengan
pertumbuhan penduduk Indonesia. Kebutuhan beras untuk tahun 2025 diperkirakan
mencapai 78 juta ton GKG. Tantangan pengadaan pangan nasional ke depan akan
semakin berat mengingat banyaknya lahan irigasi subur yang terkonversi untuk
kepentingan non-pertanian dan jumlah penduduk yang terus meninggkat.
Untuk meningkatkan produksi padi
nasional, pemerintah telah melakukan berbagai upaya, termasuk mendorong
penggunaaan teknologi baru seperti varietas unggul, pemupukan yang tepat,
perbaikkan cara bercocok tanam, pengendalian hama dan penyakit, serta pengairan
yang teratur, disamping peningkatan penyuluhan, penyediaan kredit, pemberian
subsidi terhadap sarana produksi dan
perbaikkan pemasaran hasil. Sehingga, usaha penigkatan produksi harus dilakukan
secara sinergis, meliputi penelolaan pembibitan, kesuburan tanah dan
pemanfaatan hara, pengairan, pengendalian hama dan penyakit, gulma serta
penggunaan alat mesin pertanian yang kemudian dikenal sebagai pengelolaan
tanaman terpadu (PTT), peningkatan kualitas sumber daya manusia sehingga dapat
berkompeten dalam menciptakan inovasi yang terkini serta dapat memberikan
perubahan yang nyata dalam pertanian.
Untuk menghasilkan
Praktisi Agribisnis yang handal dan tangguh, maka dilaksanakanlah Praktik Kerja Lapangan (PKL)
I. agar dapat menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas, kegiatan ini
juga merupakan salah satu ajang dimana mahasiswa akan belajar, kerja nyata
sesuai kondisi dilapangan. P4S sauyunan merupakan tempat pelatihan bagi keluarga
tani yang dikelola oleh petani, baik secara perorangan maupun kelompok yang
merupakan salah satu bentuk perwujudan nyata partisipasi aktif petani dalam
mempercepat proses peningkatan jiwa kewirausahaan agribisnis melalui penyebaran
informasi dan teknologi, khususnya dalam pembangunan pertanian dan pedesaan
melalui permagangan. Maka dilaksanakanlah PKL I di P4S Sauyunan yang
berdasarkan hasil survey terlebih dahulu, tujuannya yaitu meningkatkan
kompetensi mahasiswa di bidang budidaya dan mencari pengalaman dalam kegiatan
PKL I serta mempersiapkan mahasiswa dalam dunia kerja.
Tujuan
Tujuan pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan (PKL) I di P4S Sauyunan,
Kecamatan Buah Dua, Kabupaten Sumedang, Provinsi Jawa Barat adalah untuk:
1.
Mengetahui
cara budidaya tanaman padi dengan baik.
2.
Mengetahui
berbagai faktor yang mempengaruhi proses budidaya padi.
3.
Mengetahui,
melihat dan memahami secara langsung teknik-teknik budidaya tanaman Padi (Oryza Sativa
L.) di P4S Sauyunan.
4.
Menganalisis
usahatani padi.
5.
Mengetahui
permasalahan serta pemecahan masalah pada proses budidaya padi.
Manfaat
Manfaat yang dapat diambil dalam pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan
(PKL) I di P4S Sauyunan adalah :
1.
Dapat
menambah wawasan tentang kegiatan pertanian, khususnya pada komoditas tanaman
padi.
2.
Dapat
meningkatkan keterampilan mahasiswa dalam melaksanakan kegiatan wirausaha pada
budidaya padi .
3.
Dapat
memahami dan mengerti bagaimana cara budidaya padi serta dapat melakukan
berbagai aspek usaha yang akan dijalankan.
4.
Dapat
memahami teknologi yang diterapkan di P4S Sauyunan dan mampu memperbaiki
permasalahan serta meningkatkan hasil produksi tanaman padi.
5.
Dapat
memperoleh pemecahan masalah pada budidaya padi yang terdapat di P4S Sauyunan.
TINJAUAN
TEORITIS
Sejarah Padi
( Oryza Sativa L.)
Tanaman padi merupakan tanaman budidaya
yang sangat penting bagi umat manusia karena lebih dari setengah penduduk dunia
tergantung pada tanaman ini sebagai sumber bahan pangan. Hampir seluruh
penduduk Indonesia memenuhi kebutuhan bahan pangannya dari tanaman padi.
Sehingga, tanaman padi merupakan tanaman yang mempunyai nilai spritiual,
ekonomi, dan politik yang penting bagi bangsa Indoensia karena memengaruhi
hajat hidup orang banyak. Mengenai
asal-usul tanaman padi, para sejarahwanberbeda pendapat. Ada yang menyatakan
tanaman padi berasal dari China, sementara ada pula yang menyebut tanaman padi
berasal dari India. Dalam salah satu sastra China dituliskan bahwa tanamanpadi
telah dibudidayakan oleh Kaisar Shen-Mung di China sekitar 5000 tahun sebelum
Masehi, sementara sastra-sastra India tidak pernah menyebutkan hal yang
demikian. Menurut sejarahwan China, di China banyak ditemukan jenis padi liar,
terutama di bagian negara yang berbatasan dengan India bagian utara.
Jenis-jenis padi liar ini kemudian diketahui sebagai saudara sepupu Oryza sativa L. spesies tanaman padi
yang dibudidayakan di seluruh dunia.
Padi (Oryza sativa L.) merupakan salah satu tanaman budidaya terpenting dalam
peradaban manusia. Padi sudah dikenal sebagai tanaman pangan sejak jaman
prasejarah. Pada saat ini produksi padi dunia menempati urutan ketiga dari
semua serealia setelah jagung dan gandum. Tanaman padi adalah sejenis tumbuhan
yang sangat mudah ditemukan. Hamparan persawahan dipenuhi dengan tanaman padi.
Sebagian besar menjadikan padi sebagai sumber bahan makanan pokok. Padi
merupakan tanaman yang termasuk genus Orzya L. yang meliputi kurang lebih 25 spesies, tersebar di daerah
tropis dan daerah subtropis,seperti Asia, Afrika, Amerika dan Australia. Padi
yang ada sekarang merupakan persilangan antara Oryzaofficianalis dan
Oryzasativa F. Spontane.
Klasifikasi Tanaman Padi
Klasifikasi
dari tanaman padi adalah sebagai berikut :
Kingdom
|
: Plantae
|
Super Divisi
|
: Angiospermae
|
Divisi
|
: Spermathophyta
|
Kelas
|
: Monokotil
(monocotyledoneae)
|
Ordo
|
: Glumiflorae
(poales)
|
Famili
|
: Gramineae
(poaceae)
|
Sub-familia
|
: Oryzoideae
|
Genus
|
: Oryza
|
Species
|
: Oryza sativa L.
|
Morfologi Tanaman Padi
Akar
Akar adalah bagian tanaman yang
berfungsi menyerap air dan zat makanan
dari dalam tanah, kemudian diangkut ke bagian atas tanaman. Akar tanaman padi
dapat dibedakan atas :
a.
Radikula; akar yang tumbuh pada saat benih berkecambah. Pada
benih yang sedang berkecambah timbul calon akar dan batang. Calon akar
mengalami pertumbuhan ke arah bawah sehingga terbentuk akar tunggang, sedangkan
calon batang akan tumbuh ke atas sehingga terbentuk batang dan daun.
b.
Akar serabut (akar adventif); setelah 5-6 hari terbentuk
akar tunggang, akar serabut akan tumbuh.
c.
Akar rambut ; merupakan bagian akar yang keluar dari akar
tunggang dan akar serabut. Akar ini merupakan saluran pada kulit akar yang
berada diluar, dan ini penting dalam pengisapan air maupun zat-zat makanan.
Akar rambut biasanya berumur pendek sedangkan bentuk dan panjangnya sama dengan
akar serabut.
d.
Akar tajuk (crown roots) ;adalah akar yang tumbuh dari ruas
batang terendah. Akar tajuk ini dibedakan lagi berdasarkan letak kedalaman akar
di tanah yaitu akar yang dangkal dan akar yang dalam. Apabila kandungan udara
di dalam tanah rendah,maka akar-akar dangkal mudah berkembang.
Gambar
1. Pertumbuhan akar padi
Bagian akar yang
telah dewasa (lebih tua) dan telah mengalami perkembangan akan berwarna coklat,
sedangkan akar yangbaru atau bagian akar yangmasih muda berwarna putih.
Batang
Padi termasuk golongan tumbuhan
Graminae dengan batang yang tersusun dari beberapa ruas. Ruas-ruas itu
merupakan bubung kosong. Pada kedua ujung bubung kosong itu bubungnya ditutup
oleh buku. Panjangnya ruas tidak sama. Ruas yang terpendek terdapat pada
pangkal batang. Ruas yang kedua, ruas yang ketiga, dan seterusnya adalah lebih
panjang daripada ruas yang didahuluinya. Pada buku bagian bawah dari ruas
tumbuh daun pelepah yangmembalut ruas sampai buku bagian atas.Tepat pada buku
bagian atas ujumg dari daun pelepah memperlihatkan percabangan dimana cabang
yang terpendek menjadi ligula (lidah) daun, dan bagian yamg terpanjang dan terbesar
menjadi daun kelopak yang memiliki bagian auricle pada sebelah kiri dan
kanan. Daun kelopak yang terpanjang
dan membalut ruas yang paling atas dari batang disebut daunbendera. Tepat
dimana daun pelepah teratas menjadi ligula dan daun bendera, di situlah timbul
ruas yang menjadi bulir padi.
Pertumbuhan
batang tanaman padi adalah merumpun, dimana terdapat satu batang tunggal/batang
utama yang mempunyai 6 mata atau sukma, yaitu sukma 1, 3, 5 sebelah kanan dan
sukma 2, 4, 6 sebelah kiri. Dari tiap-tiap sukma ini
timbul tunas yang disebut tunasorde
pertama.
Gambar
2. Pertumbuhan daun dan batang padi
Tunas orde pertama tumbuhnya
didahului oleh tunas yang tumbuh dari sukma pertama, kemudian diikuti oleh
sukma kedua, disusul oleh tunas yang timbul dari sukma ketiga dan seterusnya
sampai kepad apembentukan tunas terakhir yang keenam pada batang
tunggal.Tunas-tunas yang timbul dari tunas orde pertama disebu ttunas orde
kedua. Biasanya dari tunas-tunas orde pertama ini yang menghasilkan tunas-tunas
orde kedua ialah tunas orde pertama yang terbawah sekali pada batang tunggal/
utama. Pembentukan tunas dari orde ketiga pada umunya tidak terjadi,oleh karena
tunas-tunas dari orde ketiga tidak mempunyai ruang hidup dalam kesesakan dengan
tunas-tunas dari orde pertama dan kedua.
Daun
Padi termasuk tanaman jenis
rumput-rumputan mempunyai daun yang berbeda-beda, baik bentuk, susunan, atau
bagian bagiannya. Ciri khas daun padi adalah adanya sisik dan telinga daun. Hal
inilah yang menyebabkan daun padi dapat dibedakan dari jenis rumput yang lain.
Adapun bagian-bagian daun padi adalah :
a.
Helaian daun ; terletak pada batang padi dan selalu ada. Bentuknya
memanjang seperti pita. Panjang dan lebar helaian daun tergantung varietas padi
yang bersangkutan.
b.
Pelepah daun (upih) ;merupakan bagian daun yang menyelubungi
batang, pelepah daun ini berfungsi memberi dukungan pada bagian ruas yang
jaringannya lunak, dan hal ini selalu terjadi.
c.
Lidah daun ; lidah daun terletak pada perbatasan antara helai daun
dan upih. Panjang lidah daun berbeda-beda, tergantung pada varietas padi. Lidah
daun duduknya melekat pada batang. Fungsi lidah daun adalah mencegah masuknya
air hujan diantara batang dan pelepah daun (upih). Disamping itu lidah daun
juga mencegah infeksi penyakit, sebab media air memudahkan penyebaran penyakit.
Daun yang muncul pada saat
terjadi perkecambahan dinamakan coleoptile. Koleopti lkeluar dari benih yang
disebar dan akan memanjang terus sampai permukaan air. koleoptil baru membuka,
kemudian diikuti keluarnya daun pertama, daun kedua dan seterusnya hingga
mencapai puncak yang disebut daun bendera, sedangkan daun terpanjang biasanya
pada daun ketiga. Daun bendera merupakan daun yang lebih pendek daripada
daun-daun di bawahnya, namun lebih lebar dari pada daun sebelumnya. Daun
bendera ini terletak di bawah malai padi. Daun padi mula-mula berupa tunas yang kemudian
berkembang menjadi daun. Daun pertama pada batang keluar bersamaan dengan
timbulnya tunas (calon daun) berikutnya. Pertumbuhan daun yang satu dengan daun
berikutnya (daun baru) mempunyai selang waktu 7 hari,dan 7 hari berikutnya akan
muncul daun baru lainnya.
Gambar
3. Bagian daun tanaman padi
Bunga
Sekumpulan bunga padi (spikelet) yang keluar
dari buku paling atas dinamakan malai. Bulir-bulir padi terletak pada cabang
pertama dan cabang kedua, sedangkan sumbu utama malai adalah ruas buku yang
terakhir pada batang. Panjang malai tergantung pada varietas padi yang ditanam
dancara bercocok tanam. Dari sumbu utama pada ruas buku148yang terakhir inilah
biasanya panjang malai (rangkaian bunga) diukur. Panjang malai dapat dibedakan
menjadi 3 ukuran yaitu malai pendek (kurang dari 20 cm), malai sedang (antara
20-30 cm), dan malai panjang (lebih dari 30cm). Jumlah cabang pada setiap malai
berkisar antara 15-20 buah, yang paling rendah 7 buah cabang, dan yang
terbanyak dapat mencapai 30 buah cabang. Jumlah cabang ini akan mempengaruhi
besarnya rendemen tanaman padi varietas baru, setiap malai bisa mencapai100-120
bunga.
Bunga padi adalah bunga telanjang artinya
mempunyai perhiasan bunga. Berkelamin dua jenis dengan bakal buah yang diatas.
Jumlah benang sari ada 6 buah, tangkai sarinya pendek dan tipis, kepala sari
besar serta mempunyai dua kandung serbuk. Putik mempunyai dua tangkai putik,
dengan dua buah kepala putik yang berbentuk malai dengan warna pada umumnya
putih atau ungu.
Gambar 4. Bunga padi dan malai.
Komponen-komponen (bagian) bunga padi
adalah:
a.
kepala
sari
b.
tangkai
sari,
c.
palea
(belahan yang besar),
d.
lemma
(belahan yang kecil),
e.
kepala
putik,
f.
tangkai
bunga.
Biji
Buah padi yang sehari-hari kita sebut biji
padi atau butir/gabah,sebenarnya bukan biji melainkan buah padi yang tertutup
oleh lemma dan palea. Buah ini terjadi setelah selesai penyerbukkan dan
pembuahan. Lemma dan palea serta bagian lain yang membentuk sekam atau kulit
gabah.
Jika bunga padi telah dewasa, kedua belahan
kembang mahkota (palea dan lemmanya) yang semula bersatu akan membuka dengan
sendirinya sedemikian rupa sehingga antara lemma dan palea terjadi siku/sudut
sebesar 30-600. Membukanya kedua belahan kembang mahkota itu terjadi pada
umumnya pada hari-hari cerah antara jam 10-12, dimana suhu kira-kira 30-320C.
Di dalam dua daun mahkota palea dan lemma itu terdapat bagian dalam dari bunga
padi yang terdiri dari bakal buah (biasa disebut karyiopsis).
Jika buah padi telah masak, kedua belahan
daun mahkota bunga itulah yang menjadi pembungkus berasnya (sekam). Diatas
karyiopsis terdapat dua kepala putik yang dipikul oleh masing-masing
tangkainya. Lodicula yang berjumlah dua buah, sebenarnya merupakan daun mahkota
yang telah berubah bentuk. Pada waktu padi hendak berbunga, lodicula menjad
imengembang karena menghisap cairan dari bakal buah. Pengembangan ini mendorong
lemma dan palea terpisah dan terbuka. Hal ini memungkinkan benang sari yang
memanjang keluar dari bagian atas atau dari samping bunga yang terbuka tadi.
Terbukanya bunga diikuti dengan pecahnya kandung serbuk, yang kemudian menumpahkan
tepung sarinya. Sesudah tepung sarinya ditumpahkan dari kandung serbuk maka
lemma dan palea menutup kembali. Dengan berpindahnya tepung sari dari
kepala putik maka selesailah sudah proses penyerbukkan. Kemudian terjadilah
pembulaian yang menghasilkan lembaga danendosperm. Endosperm adalahpenting
sebagai sumbercadangan makanan bagitanaman yang baru tumbuh.
Gambar 5. Bulir Padi
Varietas Tanaman Padi Inpari 36
Macam
– macam jenis varietas padi unggul di Indonseia, tujuan penggunaan varietas
padi unggul adalah untuk mendapatkan hasil panen yang melimpah sesuai dengan
harapan, selain itu ketika tanaman padi bervarietas unggul ditanam dapat tumbuh
dengan baik, tahan terhadap serangan hama dan penyakit, berikut spesifikasi padi
varietas ir 36 adalah :
Asal
Persilangan
|
:
|
IR58773-35-3-1-2/IR65475-62-3-1-3-1-3-1
|
Golongan
|
:
|
Cere
|
Umur
Tanaman
|
:
|
114
hari setelah sebar
|
Bentuk
Tanaman
|
:
|
Tegak
|
Tinggi
Tanaman
|
:
|
± 113
cm
|
Daun
Bendera
|
:
|
Tegak
|
Bentuk
Gabah
|
:
|
Ramping
|
Warna
Gabah
|
:
|
Kuning
bersih
|
Kerontokan
|
:
|
Sedang
|
Kerebahan
|
:
|
Toleran
|
Tekstur
Nasi
|
:
|
Pulen
|
Kadar
Amilosa
|
:
|
± 20,7
|
Bobot
1000 Butir
|
:
|
± 26,0
gram
|
Rata
– Rata Hasil
|
:
|
6,7 ton/ha
GKG
|
Potensi
Hasil
|
:
|
10,0 ton/ha GKG
|
Ketahanan
terhadap Hama dan Penyakit
|
:
|
·
Tahan wereng coklat biotipe 1, 2
·
Tahan wereng coklat biotipe 3
·
Tahan terhadap virus kerdil rumput dan hawar daun bakteri
·
Cukup tahan terhdap blas
·
Agak rentan terhadap hawar pelepah daun dan bakteri daun bergaris
|
Anjuran
tanam
|
:
|
Cocok ditanam di ekosistem
sawah irigasi sampai ketinggian < 600 mdpl
|
Pemulia
|
:
|
Ahmad
muliadi, Aan A. Daradjat, Nafisah, Trias Sitaresmi, dan Cucu Gunarsih
|
Dilepas
Tahun
|
:
|
2015
|
SK
Menteri Pertanian
|
:
|
83/Kpts/SR.120/2/2015
|
Manfaat dan Kandungan Gizi
Tanaman Padi
Kalsium merupakan mineral yang paling banyak (99%) terdapat dalam
tubuh
dan berfungsi membangun jaringan skeletal dan membentuk tulang. Sisanya
berfungsi pada proses fisiologis seperti pembekuan darah, transmisi antarselsel syaraf otak, kontraksi dan relaksasi otot, mengontrol permeabilitas sel
membran, dan sebagai aktivator enzim yang mengatur pencernaan dan
metabolisme. Bila tubuh cukup kalsium, pertumbuhan dan pengerasan tulang
dapat berlangsung dengan baik. Sebaliknya, kekurangan kalsium dapat
menyebabkan pertumbuhan tulang tidak sempurna, kerdil, rapuh, dan
bentuknya tidak normal.
dan berfungsi membangun jaringan skeletal dan membentuk tulang. Sisanya
berfungsi pada proses fisiologis seperti pembekuan darah, transmisi antarselsel syaraf otak, kontraksi dan relaksasi otot, mengontrol permeabilitas sel
membran, dan sebagai aktivator enzim yang mengatur pencernaan dan
metabolisme. Bila tubuh cukup kalsium, pertumbuhan dan pengerasan tulang
dapat berlangsung dengan baik. Sebaliknya, kekurangan kalsium dapat
menyebabkan pertumbuhan tulang tidak sempurna, kerdil, rapuh, dan
bentuknya tidak normal.
Fosfor merupakan mineral kedua terbanyak setelah Ca. Sekitar 80%
total P, menyumbang pembentukan tulang dan gigi sebagai bagian dari Ca P.
Sisanya 20% berperan dalam sistem metabolisme tubuh seperti penyerapan glukosa
dan gliserol, transportasi asam lemak, metabolisme energi dan mengontrol
keseimbangan asam basa darah.
Magnesium merupakan molekul yang berfungsi sebagai koenzim dalam
sintesis protein dalam sel ribosom dan sebagai aktivator enzim dalam
metabolisme karbohidrat sehingga sangat berperan dalam proses pertumbuhan
sel dan pemeliharaan jaringan. Magnesium bersama-sama dengan hormon
kortison mengatur kandungan P dalam darah dan berperan mengatur gerakan
otot. Mineral Na dan K berfungsi mengatur keseimbangan cairan elektrolit
tubuh, keseimbangan asam basa tubuh, dan gerakan reflek otot. Natrium
mempunyai fungsi khusus yaitu menjaga permeabilitas sel. Kalium juga
berperan dalam metabolisme karbohidrat dan sintesis protein.
sintesis protein dalam sel ribosom dan sebagai aktivator enzim dalam
metabolisme karbohidrat sehingga sangat berperan dalam proses pertumbuhan
sel dan pemeliharaan jaringan. Magnesium bersama-sama dengan hormon
kortison mengatur kandungan P dalam darah dan berperan mengatur gerakan
otot. Mineral Na dan K berfungsi mengatur keseimbangan cairan elektrolit
tubuh, keseimbangan asam basa tubuh, dan gerakan reflek otot. Natrium
mempunyai fungsi khusus yaitu menjaga permeabilitas sel. Kalium juga
berperan dalam metabolisme karbohidrat dan sintesis protein.
Tabel 2. Komposisi Gizi Beras (dalam 100 gr bahan)
NO
|
Kandungan Gizi
|
Jumlah
|
1
|
Energi (kal)
|
360
|
2
|
Protein (gr)
|
6,8
|
3
|
Lemak (gr)
|
0,7
|
4
|
Karbohidrat
(gr)
|
78,9
|
5
|
Kalsium (mg)
|
6
|
6
|
Fosfor (mg)
|
140
|
7
|
Besi (mg)
|
0,8
|
8
|
Vitamin A
(SI)
|
0
|
9
|
Vitamin B1
(mg)
|
0,12
|
10
|
Vitamin C
(mg)
|
0
|
Syarat Tumbuh Tanaman Padi
Tanaman
padi dapat tumbuh dan hidup dengan suhu rata-rata berkisar antara 24 C sampai
dengan 38 C. Pengaruh suhu dalam budidaya tanaman padi harus diperhatikan
karena suhu yang rendah dalam budidaya padi akan memperlambat perkecambahan
benih sehingga dapat memperlambat proses pemindahan bibit ke lapangan Tanaman
padi dapat tumbuh dengan baik di daerah yang berhawa panas dan banyak
mengandung uap air dengan curah hujan rata-rata 200 mm bulan-1 atau lebih,
dengan distribusi selama 4 bulan, curah hujan yang dikehendaki sekitar
1500-2000 mm tahun-1 dengan ketinggian tempat berkisar antara 0-1500 m dpl
.Tanah yang baik untuk pertumbuhan tanaman padi adalah tanah sawah dengan
kandungan fraksi pasir, debu dan lempung dengan perbandingan tertentu dan
diperlukan air dalam jumlah yang cukup yang ketebalan lapisan atasnya sekitar
18-22 cm dengan pH 4-7. Interaksi antara tanaman dengan lingkungannya merupakan
salah satu syarat bagi peningkatan produksi padi. Iklim dan cuaca merupakan
lingkungan fisik esensial bagi produktivitas tanaman yang sulit dimodifikasi
sehingga secara langsung dapat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan
tanaman tersebut. Di Indonesia faktor curah hujan dan kelembaban udara
merupakan parameter iklim yang sangat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan
tanaman pangan khususnya.
Budidaya Tanaman Padi
Persemaian
Untuk keperluan penanaman seluas 1 ha,
benih yang dibutuhkan sebanyak ± 20 kg. Benih bernas (yang tenggelam) dibilas
dengan air bersih dan kemudian direndam dalam air selama 24 jam. Selanjutnya
diperam dalam karung selama 48 jam dan dijaga kelembabannya dengan cara
membasahi karung dengan air. Untuk benih hibrida langsung direndam dalam air
dan selanjutnya diperam. Luas persemaian sebaiknya 400 m2/ha (4% dari luas
tanam). Lebar bedengan
pembibitan 1,0-1,2 m dan diberi campuran pupuk kandang, serbuk kayu dan abu sebanyak 2 kg/m2. Penambahan ini memudahkan pencabutan bibit padi sehingga kerusakan akar bisa dikurangi. Antar bedengan dibuat parit sedalam 25-30 cm.
pembibitan 1,0-1,2 m dan diberi campuran pupuk kandang, serbuk kayu dan abu sebanyak 2 kg/m2. Penambahan ini memudahkan pencabutan bibit padi sehingga kerusakan akar bisa dikurangi. Antar bedengan dibuat parit sedalam 25-30 cm.
Pengolahan Tanah
Pengolahan tanah dapat dilakukan secara
sempurna (2 kali bajak dan 1 kali garu) atau minimal atau tanpa olah tanah
sesuai keperluan dan kondisi. Faktor yang menentukan adalah kemarau panjang,
pola tanam, jenis/tekstur tanah. Dua minggu sebelum pengolahan tanah taburkan bahan
organik secara merata di atas hamparan sawah. Bahan organik yang digunakan
dapat berupa pupuk kandang sebanyak 2 ton/ha atau kompos jerami sebanyak 5
ton/ha.
Penanaman
Tanam
bibit muda <21 HSS (hari setelah sebar), sebanyak 1-3 bibit/rumpun. Bibit lebih
muda (14 HSS) dengan 1 bibit/rumpun akan menghasilkan anakan lebih banyak,
hanya pada daerah endemis keong mas gunakan benih 18 HSS dengan 3 bibit/rumpun.
Penyulaman dilakukan sebelum tanaman berumur 14 HST (hari setelah tanam). Pada
saat bibit ditanam, tanah dalam kondisi jenuh air. Penanaman disarankan dengan
sistem jejer legowo 2 : 1 atau 4 : 1 (40x(20x10) cm atau (50x(25x12,5) cm,
karena populasi lebih banyak dan produksinya lebih tinggi dibanding dengan
sistem jejer tegel (Tabel 2). Cara tanam berselang seling 2 baris tanam dan 1
baris kosong (legowo 2 : 1) atau 4 baris tanam dan satu baris kosong (legowo 4
: 1). Pengaturan jarak tanam dilakukan dengan caplak, dengan lebar antar titik
20-25 cm. Setelah dilakukan caplak silang dan membentuk tegel (20 X 20 cm atau
25 X 25 cm), pada setiap baris ke tiga dikosongkan dan calon bibitnya ditanam
pada barisan ganda yang akan membentuk jarak tanam dalam barisan hanya 10 cm.
Kekurangan bibit untuk baris berikutnya diambilkan bibit dari persemaian.
Pengairan Berselang
Pemberian air berselang
(intermittent) adalah pengaturan kondisi sawah dalam kondisi kering dan
tergenang secara bergantian. Tujuan pengairan berselang adalah:
a.
Menghemat air irigasi sehingga areal
yang dapat diairi, lebih luas
b.
Memberi kesempatan akar tanaman
memperoleh udara lebih banyak sehingga dapat berkembang lebih dalam. Akar yang
dalam dapat menyerap unsur hara dan air yang lebih banyak.
c.
Mencegah timbulnya keracunan besi.
d.
Mencegah penimbunan asam organik dan
gas H2S yang menghambat perkembangan akar.
e.
Mengaktifkan jasad renik (mikroba
tanah) yang bermanfaat.
f.
Mengurangi kerebahan
g.
Mengurangi jumlah anakan yang tidak
produktif (tidak menghasilkan malai dan gabah).
h.
Menyeragamkan pemasakan gabah dan
mempercepat waktu panen
i.
Memudahkan pembenaman pupuk ke dalam
tanah (lapisan olah)
j.
Memudahkan pengendalian hama keong mas,
mengurangi penyebaran hama wereng coklat dan penggerek batang serta mengurangi
kerusakan tanaman padi karena hama tikus.
Cara pemberian air yaitu saat tanaman berumur 3 hari, petakan
sawah diairi dengan tinggi genangan 3 cm dan selama 2 hari berikutnya tidak ada
penambahan air. Pada hari ke-4 lahan sawah diari kembali dengan tinggi genangan
3 cm. Cara ini dilakukan terus sampai fase anakan maksimal. Mulai fase
pembentukan malai sampai pengisian biji, petakan sawah digenangi terus. Sejak
10 -15 hari sebelum panen sampai saat panen tanah dikeringkan. Pada tanah
berpasir dan cepat menyerap air, waktu pergiliran pengairan harus diperpendek.
Apabila ketersediaan air selama satu musim tanam kurang mencukupi, pengairan
bergilir dapat dilakukan dengan selang 5 hari. Pada sawah-sawah yang sulit
dikeringkan (drainase jelek), pengairan berselang tidak perlu dipraktekkan.
Pemupukan
Pemupukan berimbang, yaitu pemberian berbagai unsur hara dalam
bentuk pupuk untuk memenuhi kekurangan hara yang dibutuhkan tanaman berdasarkan
tingkat hasil yang ingin dicapai dan hara yang tersedia dalam tanah. Untuk
setiap ton gabah yang dihasilkan, tanaman padi membutuhkan Urea sekitar 200 kg,
SP-36 sebanyak 75 kg dan KCL sebanyak 75 kg. Dengan demikian jika kita ingin
memperoleh hasil gabah tinggi, sudah barang tentu diperlukan pupuk yang lebih
banyak. Namun demikian tingkat hasil yang ditetapkan juga memperhatikan daya
dukung lingkungan setempat dengan melihat produktivitas padi pada tahun-tahun
sebelumnya. Agar efektif dan efisien, penggunaan pupuk disesuaikan dengan
kebutuhan tanaman dan ketersediaan hara dalam tanah. Kebutuhan N tanaman dapat
diketahui dengan cara mengukur tingkat kehijauan warna daun padi menggunakan
Bagan Warna Daun (BWD). Nilai pembacaan BWD digunakan untuk mengoreksi dosis
pupuk N yang telah ditetapkan sehingga menjadi lebih tepat sesuai dengan
kondisi tanaman. Pupuk awal N diberikan pada umur padi sebelum 14 hst
ditentukan berdasarkan tingkat kesuburan tanah. Takaran pupuk dasar N untuk
padi varietas unggul baru sebanyak 5075 kg urea/ha, sedangkan untuk padi tipe
baru dengan takaran 100 kg urea/ha.
Pengendalian Gulma
Gulma dikendalikan dengan cara
pengolahan tanah sempurna, mengatur air dipetakan sawah, menggunakan benih padi
bersertifikat, hanya menggunakan kompos sisa tanaman dan kompos pupuk kandang,
dan menggunakan herbisida apabila infestasi gulma sudah tinggi. Pengendalian
gulma secara manual dengan menggunakan kosrok (landak) sangat dianjurkan,
karena cara ini sinergis dengan pengelolaan lainnya. Pengendalian gulma secara
manual hanya efektif dilakukan apabila kondisi air di petakan sawah macak-macak
atau tanah jenuh air.
Pengendalian Hama dan Penyakit
Pengendalian hama dan penyakit terpadu
(PHT) merupakan pendekatan pengendalian yang memperhitungkan faktor ekologi
sehingga pengendalian dilakukan agar tidak terlalu mengganggu keseimbangan
alami dan tidak menimbulkan kerugian besar. PHT merupakan paduan berbagai cara
pengendalian hama dan penyakit, diantaranya melakukan monitoring populasi hama
dan kerusakan tanaman sehingga penggunaan teknologi pengendalian dapat lebih
tepat.
Hama yang sering menyerang tanaman padi
sawah adalah :
a.
Keong Mas Waktu kritis untuk
pengendalian keong mas adalah pada saat 10 HST pindah, atau 21 HSS benih (semai
basah). PHT pada keong mas dilakukan sepanjang pertanaman dengan rincian
sebagai berikut:
·
Pratanam : Ambil keong mas dan
musnahkan sebagai cara mekanis.
·
Persemaian : Ambil keong mas dan
musnahkan, sebar benih lebih banyak untuk sulaman dan bersihkan saluran air
dari tanaman air seperti kangkung.
·
Stadia vegetatif: Tanam bibit yang agak
tua (>21 hari) dan jumlah bibit lebih banyak, keringkan sawah sampai 7 HST,
tidak aplikasi herbisida sampai 7 HST, ambil keong mas dan musnahkan, pasang
saringan pada pemasukan air, umpan dengan menggunakan daun talas dan pepaya,
pasang ajir agar siput bertelur pada ajir, ambil dan musnahkan telur siput pada
tanaman dan aplikasikan pestisida anorganik dan nabati seperti saponin dan
rerak sebanyak 20-50 kg/ha sebelum tanam pada Caren.
·
Stadia generatif dan setelah panen:
Ambil keong mas dan musnahkan, dan gembalakan itik setelah padi panen.
b.
Wereng Coklat Wereng coklat menyukai
pertanaman yang dipupuk nitrogen tinggi dengan jarak tanam rapat. Ambang
ekonomi hama ini adalah 15 ekor per rumpun. Siklus hidupnya 21-33 hari. Cara
pengendaliannya sbb:
·
Gunakan varietas tahan wereng coklat,
seperti: Ciherang, Kalimas, Bondoyudo, Sintanur, dan Batang gadis.
·
Berikan pupuk K untuk mengurangi
kerusakan
·
Monitor pertanaman paling lambat 2
minggu sekali.
·
Bila populasi hama di bawah ambang
ekonomi gunakan insektisida botani atau jamur ento-mopatogenik (Metarhizium
annisopliae atau Beauveria
bassiana).
bassiana).
·
Bila populasi hama di atas ambang ekonomi
gunakan insektisida kimiawi yang direkomendasi.
c.
Penggerek batang Stadia tanaman yang
rentan terhadap serangan penggerek batang adalah dari pembibitan sampai
pembentukan malai. Gejala kerusakan yang ditimbulkannya mengakibatkan anakan
coati yang disebut sundep pada tanaman stadia vegetatif, dan beluk (malai
hampa) pada tanaman stadia generatif. Siklus hidupnya 40-70 hari. Ambang
ekonomi penggerek batang adalah 10% anakan terserang; 4 kelompok telur per
rumpun (pada fase bunting). Bila populasi tinggi (di atas ambang ekonomi)
aplikasikan insektisida. Bila genangan air dangkal aplikasikan insektisida
butiran seperti karbofuran dan fipronil, dan bila genangan air tinggi
aplikasikan insektisida cair seperti dimehipo, bensultap, amitraz dan fipronil.
d.
Tikus Pengendalian hama tikus terpadu (PHTT) didasarkan pada
pemahaman ekologi jenis tikus, dilakukan secara dini, intensif dan terus
menerus (berkelanjutan) dengan memanfaatkan teknologi pengendalian yang sesuai
dan tepat waktu. Pengendalian tikus ditekankan pada awal musim tanam untuk
menekan populasi awal tikus sejak awal pertanaman sebelum tikus memasuki masa
reproduksi. Kegiatan tersebut meliputi gropyok masal, sanitasi habitat,
pemasangan TBS (Trap Barrier System) dan LTBS (tinier Trap Barrier
System)
e.
Walang Sangit Walang sangit merupakan
hama yang umum merusak bulir padi pada fase pemasakan. Fase pertumbuhan tanaman
padi yang rentan terhadap serangan walang sangit adalah dari keluarnya malai
sampai matang susu. Kerusakan yang ditimbulkannya menyebabkan beras berubah
warna dan mengapur, serta hampa. Cara pengendaliannya adalah:
·
Kendalikan gulma di sawah dan di
sekitar pertanaman.
·
Pupuk lahan secara merata agar
pertumbuhan tanaman seragam.
·
Tangkap walang sangit dengan
menggunakan faring sebelum stadia pembungaan.
·
Umpan walang sangit dengan menggunakan
ikan yang sudah busuk, daging yang sudah rusak, atau dengan kotoran ayam.
·
Apabila serangan suclang mencapai
ambang ekonomi, lakukan penyemprotan insektisida.
·
Lakukan penyemprotan pada pagi sekali
atau sore hari ketika walang sangit berada di kanopi.
f.
Penyakit Hawar Daun Bakteri (HDB)
Penyakit HDB disebabkan oleh bakteri Xanthomonas campesti-is pv oryzae dengan
gejala penyakit berupa bercak berwarna kuning sampai putih berawal dari
terbentuknya garis lebam berair pada bagian tepi daun. Cara pengendaliannya
sebagai berikut :
·
Gunakan varietas tahan seperti Conde
dan Angke
·
Gunakan pupuk nitrogen sesuai dengan
kebutuhan tanaman
·
Bersihkan tunggul-tunggul dan
jerami-jerami yang terinfeksi
·
Jarak tanam jangan terlalu rapat
·
Gunakan benih atau bibit yang sehat.
Panen
Lakukan panen saat gabah telah
menguning, tetapi malai masih segar. Potong padi dengan sabit gerigi, 30-40 cm
di atas permukaan tanah. Gunakan plastik atau terpal sebagai alas tanaman padi
yang baru dipotong dan ditumpuk sebelum dirontok. Sebaiknya panen padi
dilakukan oleh kelompok pemanen dan gabah dirontokan dengan power tresher atau
pedal tresher. Apabila panen dilakukan pada waktu pagi hari sebaiknya pada sore
harinya langsung dirontokan. Perontokan lebih dari 2 hari menyebabkan kerusakan
beras.
Pasca Panen
Jemur gabah di atas lantai jemur dengan
ketebalan 5-7 cm. Lakukan pembalikan setiap 2 jam sekali. Pada musim hujan,
gunakan pengering buatan dan pertahankan suhu pengering 50 C untuk gabah konsumsi
atau 42 C untuk mengeringkan benih. Pengeringan dilakukan sampai kadar air
gabah mencapai 12- 14% untuk gabah konsumsi dan 10-12% untuk benih. Gabah yang
sudah kering dapat digiling dan disimpan. Hal penting yang perlu diperhatikan
dalam penggilingan dan penyimpanan adalah:
a.
Untuk mendapatkan beras kualitas
tinggi, perlu diperhatikan waktu panen, sanitasi (kebersihan), dan kadar air
gabah (12-14%)
b.
Simpan gabah/beras dalam wadah yang
bersih dalam lumbung/gudang, bebas hama, dan memiliki sirkulasi udara yang
baik.
c.
Simpan gabah pada kadar air kurang 14%
untuk konsumsi, dan kurang dari 13% untuk benih.
d.
Gabah yang sudah disimpan dalam
penyimpanan, jika akan digiling, dikeringkan terlebih dahulu sampai kadar air
12-14%.
e.
Sebelum digiling, gabah yang
dikeringkan tersebut diangin-anginkan terlebih dahulu untuk menghindari butir
pecah.
METODE
PELAKSANAAN
Waktu dan Tempat
Praktik Kerja Lapangan (PKL) I dilaksanakan di semester IV (empat)
selama 27 hari dimulai pada Tanggal 19 Februari 2018 sampai dengan Tanggal 17 Maret
2018. Kegiatan Praktik Kerja Lapangan (PKL) I dengan topik budidaya tanaman
Padi (Oryza Sativa L.) dilaksanakan
di P4S Sauyunan yang berlokasi di Dusun Cilumping, Kecamatan Buah Dua,
Kabupaten Sumedang, Provinsi Jawa Barat.
Materi Kegiatan
Materi
kegiatan PKL I yang dilaksanakan meliputi pelaksanaan pembelajaran yang terkait
dengan teknis produksi tanaman Padi (Oryza
sativa L.), analisis usahatani dan strategi pemasaran. Teknis produksi
tanaman padi meliputi beberapa aktivitas yaitu :
-
Pemilihan
benih varietas unggul
-
Penyiapan media persemaian
-
Penebaran benih ke media semai
-
Perawatan persemaian
-
Penyiapan lahan penanaman
-
Penanaman
-
Pengairan
-
Penyiangan
-
Pemupukan susulan
-
Pengendalian hama dan penyaklit
-
Panen
-
pasca panen
-
Analisis
usahatani
Materi kegiatan tersebut
diharapkan menjadi acuan dan pengetahuan untuk strategi pembangunan jejaring
kemitraan usaha dalam penumbuhan dan pengembangan wirausaha di bidang
agribisnis setelah pelaksanaan PKL I.
Tahapan Pelaksanaan
Prosedur kegiatan yang dilakukan dalam praktik kerja
lapangan ini dengan menggunakan metode magang. Praktik ini dilakukan dengan
cara ikut langsung mempraktikan tentang budidaya Padi yang meliputi kegiatan
pengolahan lahan, penyiapan benih, penanaman, pengairan, pemupukan, pemeliharaan,
panen serta pascapanennya. Objek pengumpulan data yang dilaksanakan pada
kegiatan Praktik Kerja Lapangan (PKL) 1 ini terfokus pada kegiatan budidaya
komoditas padi. Adapun tahapan dan waktu pelaksanaan dapat dilihat pada tabel.
Tabel 3. Tahapan pelaksanaan
kegiatan PKL.
No
|
Uraian Kegiatan
|
Waktu Kegiatan
|
A. Budidaya
|
||
1.
|
Persiapan lahan/pengolahan tanah
|
22 Februari 2018
|
2.
|
Persemaian
|
5 Maret 2018
|
3.
|
Penanaman
|
23 Februari 2018
|
4.
|
Pemeliharaan ( pengairan dan
penyiangan)
|
22 Februari 2018 – 17 Maret 2018
|
5.
|
Pemupukan susulan
|
24 Februari 2018
|
6.
|
Pengendalian hama dan penyakit
|
23 Februari 2018
|
7.
|
Panen
|
|
8.
|
Pascapanen
|
25 Februari 2018
|
B. Analisa Usaha Tani
|
||
1.
|
Analisis biaya (biaya investasi,
biaya tetap, biaya variable)
|
6 Maret 2018
|
2.
|
Pendapatan dan keuntungan (nilai
pendapatan dan keuntungan)
|
15 Maret 2018
|
3.
|
Analisis kelayakan usaha (BEP
volume dan harga produksi, B/C ratio, Playback)
|
15 Maret 2018
|
Keterangan : pelaksanaan disesuaikan di
lokasi.
Pelaksanaan
PKL 1 di P4S Sauyunan antara lain sebagai berikut :
a.
Observasi
Kegiatan observasi dilaksanakan
selama 2 hari sebagai awal masa pengenalan di P4S Sauyunan. Kegiatannya
meliputi pengenalan lahan budidaya yang ada di P4S Sauyunan serta pemberian
materi.
b.
Magang
Magang dilaksanakan di bawah pengawasan dan bimbingan dari pembimbing
lapang terkait kegiatan budidaya dan kegiatan lainnya.
c.
Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara langsung kepada pembimbing
lapang maupun karyawan lain serta menggunakan literatur Pertanian yang tersedia
di P4S Sauyunan.
d.
Pustaka
Pustaka didapat dari referensi-referensi yang ada baik berupa buku, jurnal,
artikel maupun website sebagai acuan dan bahan penulisan laporan.
e.
Konsultasi
Konsultasi dilakukan dengan pembimbing eksternal, pembimbing lapang,
ataupun karyawan lain yang ada untuk mendapatkan informasi mengenai hal-hal
yang mendukung kegiatan PKL khususnya mengenai agropropuksi tanaman padi.
f.
Diskusi
Dilaksanakan bersama pembimbing lapang untuk memperoleh kelengkapan data
yang berguna sebagai pembuatan laporan PKL 1.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Sejarah
P4S Sauyunan
Pusat Pelatihan Pertanian dan
pedesaan Swadaya (P4S) SAUYUNAN sebagai lembaga permagangan bagi keluarga tani,
yang di bangun, dimiliki di kelola oleh petani, baik secara perorangan maupun
kelompok adalah merupakan perwujudan kemandirian dibidang pelatihan
pertanian,yang juga merupakan salah satu bentuk perwujudan nyata partisipasi
aktif petani dalam mempercepat proses peningkatan jiwa kewirausahaan agribisnis melalui penyebaran
informasi dan teknologi,khususnya dalam pembangunan pertanian dan pedesaan
melalui permagangan. Oleh Karena itu lembaga P4S perlu di kembangkan secara
terus menerus sehingga menjadi lembaga yang kuat dan mandiri.
Kewirausahaan
agribisnis mempunyai posisi yang strategis dalam konteks pembangunan pertanian,
yang antara lain di tempuh melalui kebijakan pengembangan sistem dan usaha
agribisnis atau bisnis pertanian. Sebagian besar pelaksanaan agribisnis berada
di tangan masyarakat khususnya petani.
Melihat
potensi pengembangan dan agribisnis pertanian di sekitar Dusun Cilumping, Desa
Cikurubuk,Kecamatan Buah Dua, maka Pusat Pelatihan Pertanian dan Pedesaan
Swadaya (P4S) Sauyunan Kabupaten Sumedang di bentuk dan resmi berdiri pada
tanggal 12 Desember 2012.
PROFIL
KELOMPOK
Nama Kelompok : Kelompok “P4S Sauyunan”
Alamat Kelompok : Jln Pendidikan Tampomas Indah Dsn. Cilumping
RT 03 RW 06 Ds. Cikurubuk Kec. Buahdua
Kab.Sumedang.
Tanggal Tahun Berdiri : 12 Desember 2012
Bidang
Usaha Kelompok : Pertanian
Pembibitan, Hortikultura, Peternakan,
Pengembangan Agribisnis Kecamatan.
Visi
Misi P4S Sauyunan
VISI
Terwujudnya masyarakat pertanian
yang lebih Cerdas Terampil, mandiri Produktif dapat meningkatkan kesejahteraan
dan selalu mengembangkan driri secara positif sesuai dengan teknologi yang
berkembang.
MISI
Mengembangkan dan memfasilitasi kegiatan-kegiatan petani dan masyarakat
pedesaan dan kebutuhan informasi dan teknologi pertanian untuk kesejahteraan
hidup petani dan organisasi petani.
Tugas
Pokok dan Fungsi P4S Sauyunan
1. PUSAT
PELATIHAN PERTANIAN PEDESAAN SWADAYA (P4S) 'SAUYUNAN SUMEDANG' merupakan
wadah/ tempat penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan belajar mengajar dari
petani dan untuk petani, maupun penyuluhan petani baik dibidang pertanian,
peternakan, perikanan, perkebunan dan lain-lainnya secara nyata,adil dan
berkelanjutan.
2. Tempat
mengembangkan peran serta masyarakat mengembangkan system dan usaha agribisnis
yang bertumpu pada mekanisme pasar yang berkeadilan dan keuntungan komeratif
wilayah.
3. Pemerintah
Kabupaten Sumedang bisa menjadikan P4S
sebagai pusat Pelatihan Sekolah Kursus-kursus
dan lain-lain dalarn pembinaan petani maupun peternak dan siswa-siswa,
anak-anak putus sekolah, maupun masyarakat lainnya.
4. Sebagai
sarana bagi sauyunan dalam mengembangkan dan membina masyarakat tani terpadu
dan berkelanjutan, sesuai ilmu yang diperoleh dari magang Jepang dan terutama
untuk meningkatkan hubungan dengan pemerintah.
5. sarana
bagi para penyuluh di segala Dinas - dinas untuk membina masyarakat tani,
peternak dan sebagainya dalam peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM) dan
pendapatan petani sendiri.
6. Pusat
atau wadah untuk magang bagi petani, peternak, perajar-pelajar maupun
masyarakat lainnya yang berminat untuk beiajar agribisnis secara singkat dan
nyata.
7. sebagai
saran bagi guru-guru dan siswa-siswa untuk mengadakan kegiatan ekstrakulikuler
muatan lokal yang diadakan sekolah-sekolah.
8. Pusat/wadah
bagi SKB, PLS dan tenaga lapangan diknas untuk menyelenggarakan pelatihan bagi
masyarakat khususnya bagi generasi muda yang putus sekolah. untuk mempererat
silaturahmi, saling tukar pendapat, pengembangan usaha kelompok, dan sebagai
fasilitator antara pihak pemerintah dan pihak swasta lainnya dengan anggota
PUSAT PELATIHAN PERTANIAN PEDESAAN SWADAYA
'SAUYUNAN SUMEDANG" serta masyarakat petani, guna meningkatkan taraf hidup
serta kesejahteraan para petani di Kabupaten sumedang pada khususnya dan
seluruh lapisan masyarakat pada umumnya.
Struktur Organisasi Kelompok P4S Sauyunan
SEKSI SARANA PRASARAN
Pepen Efendi
|
SEKSI PENGELOLAAN USAHA
Entang Setiawan
|
SEKSI DANA
Tatang
Rochimat,S.Sos
|
|
KETUA
Adi
Supardi
|
BENDAHARA
Evi Mulyati
|
SEKRTARIS
Yusuf Mulyadi
|
SEKSI DIKLAT
Dede, SP
|
ANGGOTA
|
Letak Gerrafis dan Kondisi
Umum Kebun praktek
Pusat
P4S Sauyunan berlokasi di Dsn. Cilumping/Ciembutan Rt 03 Rw 06 Ds. Cikurubuk
Kec. Buah Dua Kab. Sumedang. Jarak dari ibu kota kecmatan ± 10 km, jarak dari
ibu kota kabupaten ± 35 km, dengan kondisi jalan aspal Hootmid, sampai lokasi
di rabat beton, ketinggin tempat 1300 m dpl, suhu 20-25°C jenis tanah liat
berpasir, Ph tanah 7-8, dengan batas wilayah sebagai berikut :
-
Sebelah
utara berbatasan dengan Desa Citaleus
-
Sebelah
barat berbatasan dengan Desa Bojongloa
-
Sebelah
timur berbatasan dengan Kecamatan Tanjungkerta
-
Sebelah
selatan berbatasan dengan Kecamatan Cimalaka
Luas areal usaha tani yang di
usahakan petani seluas 3 Ha, dengan setatus kepemilikan tanah adalah milik
pribadi dan tanah sewaan. Sedangkan untuk tanaman tomat lahan yang di gunakan
untuk praktek adalah 1190 m².
Pembahasan
Agribisnis adalah suatu
aktivitas bisnis berbasis pertanian beserta faktor-faktor pendukungnya. Sementara
faktor pendukungnya meliputi : agroinput yaitu aspek pengadaan sarana dan
prasarana produksi pertanian (saprotan), pengolahan hasil pertanian dan
pemasaran hasil pertanian. Serta kelembagaan penunjang yaitu aspek perbankan
pertanian, koperasi, dan kelembagaan jasa-jasa pertanian lainnya. P4S Sauyunan
merupakan usaha yang bergerak dalam bidang agribisnis yang menerapkan setiap
subsistem agribisnis pada usahanya taninya. Namun tidak semua subsistem
agribisnis tersebut dilakukan seperti pada komoditas Padi yang tidak ada
subsistem pengolahan hasil karena keterbatasan teknologi serta tempat. Terdapat
lima subsistem yang harus dijalankan dalam pelaksanaan kegiatan usaha
agribisnis, yaitu :
Subsistem
sarana dan prasarana produksi (Agroinput)
Pada subsistem sarana dan
prasarana produksi ini menyangkut pada kegiatan pengadaan dan penyaluran Subsistem agroinput juga dapat diartikan sebagai kegiatan yang menginovasi,
memproduksi dan mendistribusikan sarana pertanian seperti industri alat mesin
pertanian, pupuk, benih serta obat pengendalian hama penyakit. Sebagian sarana dan prasarana dalam budidaya
P4S Sauyunan dibuat sendiri seperti pupuk organik yang terbuat dari kotoran
sapi, kambing, maupun ayam kemudian difermentasikan menjadi pupuk kandang,
agensi hayati seperti Trichoderma sp, diperbanyak
sendiri dengan memanfaatkan isolat yang dimiliki oleh POPT. Sementara untuk
benih, pupuk kimia dan pestisida kimia P4S Sauyunan membeli di toko pertanian.
Subsistem budidaya (Agroproduksi)
Salah satu kunci keberhasilan
usaha budidaya padi di P4S Sauyunan yaitu dalam teknik budidaya di perusahaan
ini lebih mengutamakan pencegahan hama dan penyakit daripada penanggulangan.
Cara pencegahan yang dilakukan dengan memberikan musuh alami seperti Trichoderma sp untuk mencegah terserang
penyakit yang sangat rentan menyerang tanaman padi. Pemberian larutan Trichoderma sp diberikan pada saat pengolahan
tanah dengan cara dicampurkan pada jerami yang telah difermentasikan lalu
masukkan 100 gr trichoderma ke 50 kg jerami.
Budidaya
Tanaman Padi
Pengolahan
Tanah Sawah
Secara umum pengolahan tanah dalam melaksanakan budidaya padi meliputi 3
fase adalah sebagai berikut:
1.
Penggenangan tanah sawah sampai tanah jenuh air.
2.
Membajak sebagai awal pemecahan bongkahan dan membalik
tanah.
3.
Menggaru untuk menghancurkan dan menghaluskankan
tanah.
Untuk 3 fase
pengolahan tanah tersebut menggunakan 1/3 kebutuhan air dari total kebutuhan
air selama pertumbuhan tanaman.
Pengolahan bertujuan untuk
mengubah sifat fisik tanah agar lapisan yang semula keras menjadi datar dan
melumpur. Dengan begitu gulma akan mati dan membusuk menjadi humus, aerasi
tanah menjadi lebih baik, lapisan bawah tanah menjadi jenuh air sehingga dapat
menghemat air. Pada pengolahan tanah sawah ini, dilakukan juga perbaikan dan
pengaturan pematang sawah serta selokan. Pematang (galengan) sawah diupayakan
agar tetap baik untuk mempermudah pengaturan irigasi sehingga tidak boros air
dan mempermudah perawatan tanaman. Tanah diolah dengan cara dicangkul dan
diratakan, setelah itu didiamkan selama satu minggu.
Persemaian
Kegiatan persemaian yang dilakukan yaitu
dengan menguji benih menggunakan air garam, tujuannya untuk mengetahui benih
yang hampa dengan yang tidak. Cara perlakuan yaitu dengan memasukkan air
kedalam baskom sebanyak 1,4 liter dan garam sebanyak 400 gr lalu aduk hingga
tercampur rata setelah tercampur merata masukkan telur bebek, jika telur
tersebut mengambang berarti kadar garam yang digunakan cukup setelah itu
masukkan benih yang akan diuji selama 5 menit setelah 5 menit pindahkan dan
rendam benih kedalam air bersih selama 2 hari, setelah benih berkecambah
pindahkan ke baki yang sudah terisi tanah dan pupuk kandang dengan perbandingan
1 : 1 setelah disemai kedalam baki tunggu hingga 1 minggu untuk siap ditanam.
Penanaman
Setelah dilakukan penyemaian dilakukan
pencabutan bibit padi yaitu pada saat umur 7 hari, pencabutan bibit padi,
dengan cara mencabut perlahan – lahan serta satu- persatu agar akar pada bibit
tidak rusak yang nantinya akan mati ataupun pertumbuhan tanaman menjadi
terganggu. Setelah dilakukan pencabutan bibit taaman padi, kemudian dilakukan
penanaman dengan cara membuat garis dengan menggunakan caplakan yang berjarak
30 x 30 cm bibit ditanam pada titik garis yang bertemu dalam satu titik
dimasukkan sebanyak 3 bibit.
Pemeliharaan
Pengairan
Cara
pemberian air yaitu saat tanaman berumur 3 hari, petakan sawah diairi dengan
tinggi genangan 3 cm dan selama 2 hari berikutnya tidak ada penambahan air.
Pada hari ke-4 lahan sawah diari kembali dengan tinggi genangan 3 cm. Cara ini
dilakukan terus sampai fase anakan maksimal. Mulai fase pembentukan malai
sampai pengisian biji, petakan sawah digenangi terus. Sejak 10 -15 hari sebelum
panen sampai saat panen tanah dikeringkan. Pada tanah berpasir dan cepat
menyerap air, waktu pergiliran pengairan harus diperpendek. Apabila
ketersediaan air selama satu musim tanam kurang mencukupi, pengairan bergilir
dapat dilakukan dengan selang 5 hari pada sawah-sawah yang sulit dikeringkan
Penyiangan
Pada budidaya tanaman padi, gulma yang tumbuh di sekitar areal petakan sawah jika tidak dicabut
nantinya gulma akan menjadi sarang bagi hama dan penyakit. Kegiatan penyiangan
dilakukan sebulan sekali setelah
tanam. Tujuan dari penyiangan yaitu mengurangi serangan hama dan penyakit
dengan cara menghilangkan sarang dari hama dan penyakit tersebut. Cara kerja penyiangan di sawah yaitu gulma yang ada
disekitar areal sawah langsung
dicabut atau menggunakan landak
dan
dimasukkan ke dalam karung.
Pemupukan
Susulan
Pemupukan susulan bertujuan untuk menambah
unsur hara yang dibutuhkan oleh tanaman, sehingga tanaman diharapkan tumbuh
optimal. Pemupukan susulan dilakukan dengan menggunakan pupuk kimia yaitu urea,
phosphate, SP-36, dan kcl diberikan dengan cara disebar diantara rumpun padi
secara merata, pemupukan susulan pertama diberikan pada saat tanaman berumur
antara 7 – 14 hst dengan menggunakan pupuk urea sebanyak 100 kg, phosphate 75
kg, sp-36 37,5 kg, dan kcl 37,5 kg dan pemupukan kedua dilakukan pada tanaman berumur
antara 20 – 30 hst pupuk yang diberikan urea, phosphate, sp-36, dan kcl dari
sisa dosis keseluruhan.
Pengendalian
Hama dan Penyakit
Tanaman padi tidak lepas dari serangan hama ataupun penyakit dengan itu harus
dikendalikan agar tidak merusak tanaman dan menurunkan hasil produksi atau
gagal panen. Pengendalian hama dan penyakit dilakukan sebanyak 5 kali pada masa persemaian, umur 10 hst, umur 20 hst,
umur 40 hst, dan 60 hst. Adapun hama dan penyakit yang sering menyerang pada tanaman padi adalah sebagai berikut :
1.
Hama
a.
Wereng Batang
Coklat
Hama ini selalu menghisap cairan dan air
dari batang padi muda atau butir – butir buah muda yang lunak, dapat meloncat
tinggi dan tidak terarah, bewarna coklat, berukuran 3-5 mm, habitat ditempat
lembab, gelap dan teduh. Telur banyak yang ditempatkan dibawah daun padi yang
melengkung dengan masa ovulasi 9 hari meretas, 13 hari membentuk sayap dan 2
minggu akan bertelur kembali. Hama ini meluas serangannya dilihat dari bentuk
lingkaran pada tanaman dalam petakan padi.
b.
Ulat
Penggerek
Gangguan dan kerusakan pada tanaman padi
gandu, terutama daerah pegunungan, daya pengrusaknya tertuju pada bagian –
bagian pucuk tanaman sehingga mematikan padi. Daur hidup biasanya 30 hari
tetapi tidak memiliki diapuse sehingga meningkatkan kupu – kupu betina (warna
kuning muda) dan jantan (warna sawo matang) dengan jumlah telur 150 butir yang
diletakkan dibagian bawah daun padi muda yang ditutupi oleh lapisan bulu. Ulat
akan menggerek batang padi yang muda menuju titik tumbuh yang masih lunak.
c.
Walang
Sangit
Binatang ini berbau, hidup bersembunyi
direrumputan, tuton, paspalum, alang – alang sehingga berinvasi pada tanaman
padi muda ketika bunting, berbunga atau berbuah. Walang sangit menempatkan
telurmya (14-16 telur hingga 360 butir telur sepanjang hidupnya) secara
berjajaran pada daun.
d.
Lembing
Berkembang pada iklim tropis, hidupnya
berkoloni, betina berukuran kecil (16 mm) dengan 1100 telur selama hidupnya,
lama penetasan 6 – 8 minggu, jantan berumur 6 bulan. Serangannya tidak sampai
menghampakan padi, tetapi menghasilkan padi berkualitas jelek (goresan –
goresan membujur pada kulit gabah dan pecah apabila dilakukan penggilingan /
penumbukan).
e.
Tikus
Merupakan hama penyebab kerusakan terbesar
tanaman padi di Indonesia terutama pada agroekosistem daratan rendah dengan
pola tanam intensif. Hama ini termasuk hama yang relative sulit dikendalikan.
Perkembangbiakan dan mobilitas tikus yang cepet serta daya rusak pada tanaman
padi yang cukup tinggi menyebabkan hama tikus selalu menjadi ancaman pada
pertanaman padi. Kehilangan akibat serangan tikus sangat besar, karena
menyerang tanaman sejak padi di persemaian hinga menjelang panen.
2.
Penyakit
a.
Blast
Merupakan bercak coklat kehitaman, berbentuk
belah ketupat dengan ujung runcing, dan pusat bercak bewarna putih. Serangan
blast daun yang tinggi dapat mempengaruhi pertumbuhan tanaman dan anakan
produktif yang menyebabkan malai kecil dengan sedikit gabah bahkan dapat
menyebabkan seluruh tanaman mati sebelum berbunga.
b.
Virus
Kerdil Rumput
Tanaman padi yang terserang kerdil rumput
menunjukkan gejala penghambatan pertumbuhan, anakannya banyak, daunnya menjadi pendek
dan sempit, dan tumbuhnya tegak serta bewarna hijau pucat atau kuning pucat.
Seringkali pada daunnya terdapat bintik – bintik atau bercak coklat tua.
Daunnya kadang – kadang tetap hijau jika diberi pupuk nitrogen yang cukup.
Cara pengendalian hama dan penyakit tersebut
yaitu dengan menggunakan pestisida leili, virtako, amistar top, furadan, dan
score dengan dosis pertanngki yaitu 0,5 ml/lt air leili, 200 ml/ha virtako,
150-300 ml/ha amistar top, 8 kg/ha furadan, 200-400 ml/ha score.
Panen
Panen dilakukan saat gabah telah menguning, tetapi malai
masih segar. Potong padi dengan sabit gerigi, 30-40 cm di atas permukaan tanah.
Gunakan plastik atau terpal sebagai alas tanaman padi yang baru dipotong dan
ditumpuk sebelum dirontok. Panen padi dilakukan oleh kelompok pemanen yang
sebelumnya menanam padi di sawah tersebut dan gabah dirontokan dengan menggunakan
perontok tradisional dengan cara tanaman digebot ke alat tersebut supaya gabah
pada tanaman rontok.
Pasca
Panen
Kegiatan pascapanen bertujuan
untuk mempertahankan mutu serta mengurangi susut panen. Penanganan pasca panen
padi yang dilakukan di P4S Sauyunan meliputi beberapa kegiatan yaitu :
Penjemuran
Jemur
gabah di atas lantai jemur dengan ketebalan 5-7 cm. Lakukan pembalikan setiap 2
jam sekali. Pengeringan dilakukan sampai kadar air gabah mencapai 12- 14% untuk
gabah konsumsi dan 10-12% untuk benih.
Pengemasan
Pengemasan dilakukan untuk
menjaga mutu gabah, khususnya pada saat pengangkutan dan penyimpanan.
Pengemasan merupakan suatu usaha untuk melindungi produk dari penurunan mutu
dan kerusakan mekanis, fisik, kimia serta mikrobiologi, sehingga tetap memiliki
nilai jual yang tinggi pada saat diterima oleh konsumen. Adanya wadah atau
pembungkus dapat mencegah atau mengurangi kerusakan, melindungi bahan pangan
yang ada di dalamnya dari bahaya pencemaran dan gangguan fisik (gesekan,
benturan, getaran). Pengemasan yang dilakukan di P4S Sauyunan menggunakan karung
agar tidak mengalami kerusakan pada saat pengangkutan maupun penyimpanan.
Karung yang telah diisi dengan penuh selanjutnya disusun dengan rapih di gudang
penyimpanan sebelum disusun pastikan bahwa ikatan pada karung cukup kuat dan
tidak rusak dengan menggunakan kemasan kedap udara (hermetik) dapat
mempertahankan kualitas gabah dan beras.
Subsistem
Pemasaran (Agromarketing)
Pemasaran hasil
pertanian yang dilakukan oleh P4S Sauyunan masih menjualnya ke pasar ataupun ke
pengupul yang ada di daerah sekitar kecamatan buahdua. Dalam hal ini P4S
Sauyunan berperan sebagia penyuplai Produk hasil pertanian seperti beras.
Subsistem
Jasa Penunjang
Merupakan penunjang kegiatan pra panen dan pascapanen, atau kegiatan yang
menyediakan jasa bagi agribisnis seperti lembaga keuangan, penelitian dan
pengembangan, transportasi, pendidikan dan lembaga pemerintah (kebijakan fiskal
dan moneter). Jasa penunjang yang ada di
P4S Sauyunan yakni dalam hal Pendidikan serta Pelatihan di bidang pertanian.
Analisis
masalah pada unit usaha
Permasalahan yang dihadapi di
P4S Sauyunan pada komoditas padi diantaranya adalah:
Subsistem
Agroinput
Pada subsistem ini benih yang
digunakan berasal dari petani bukan dari pengadaan sendiri sehingga banyak
tanaman yang mudah terserang hama dan penyakit sehingga banyak tanaman yang
baru ditanam banyak mati atau gagal tumbuh.
Subsistem
Agroproduksi
Permasalahan yang dihadapi pada
subsistem ini adalah serangan hama dan penyakit khususnya hama wereng batang
coklat serta penyakit blast, lalu air yang harus selalu ada, serta nutrisi
tanaman yang kurang tercukupi.
Subsistem
Agromarketing
Permasalahan yang timbul pada
subsistem ini adalah pemasaran yang masih sangat sederhana karena seperti
pemasaran beras pada umumnya P4S Sauyunan hanya menjual ke pengepul saja, tidak
menjalin kerjasama dengan toko maupun kios pertanian.
Upaya pemecahan masalah
Subsistem
Agroinput
Solusi untuk mengatasi
permasalahan ini adalah memilih benih yang berkualitas dari tanaman yang tumbuh
sehat dan kuat serta dilakukan budidaya serta pengendalian hama dan penyakit
secara intensif.
Subsistem
Agroproduksi
Solusi yang dilakukan untuk
mengatasi permasalahan bidang produksi ini adalah memberikan tanaman trichoderma sp pengolahan tanah untuk
mengendalikan penyakit blast serta menggunakan pestisida kimia untuk
mengendalikan hama wereng batang coklat, lalu penanaman pada saat musim hujan
agar air selalu tersedia dan memantau terus sumber air, melakukan mina padi
agar nutrisi tanaman dapat tercukupi dari kotoran ikan serta menambah
penghasilan.
Subsistem
Agromarketing
Upaya pemecahan masalah pada
subsistem ini adalah menjalin kemitraan dengan toko dan kios pertanian yang ada
di sekitar wilayah serta menjual langsung ke masyarakat sekitar.
Rencana
agribisnis
Setelah mengikuti kegiatan PKL 1 tentang
agroproduksi padi varietas inpari 36, maka kegiatan tersebut dapat di jadikan
acuan oleh penulis dalam merencanakan usaha dengan rencana agribisnis padi
varietas inpari 36. (lebih lengkapnya dapat dilihat pada lampiran 1)
KESIMPULAN
DAN SARAN
Kesimpulan
Berdasarkan hasil kegiatan PKL
yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa:
1.
Budidaya
padi varietas ir 36 tediri dari kegiatan persemaian, pengolahan lahan,
penanaman, pemeliharaan dan pemanenan. Dalam pemeliharaan tanaman padi
permasalahannya adalah serangan hama dan penyakit, adapun pemecahan masalahnya
adalah dengan menggunakan agensi hayati Trichoderma
sp serta penggunaan pestisida.
2.
Setelah
melaksanakan kegiatan praktik kerja lapangan (PKL) penulis dapat meningkatkan
keterampilan dalam merencanakan kegiatan agroproduksi padi varietas ir 36.
Saran
Berdasarkan dari kegiatan PKL
yang telah dilaksanakan, maka terdapat beberapa saran untuk pengembangan
agroproduksi di P4S Sauyunan yaitu :
1.
Pengadaan
benih bersertifikat varietas ir 36, sehingga diharapkan mampu meningkatkan
produktivitas dan kualitas hasil.
2.
Mengemas
produk untuk bisa langsung dipasarkan dengan kualitas serta harga yang berbeda
– beda sehingga masyarakat dapat membeli sesuai dengan keinginannya.
3.
Menjalin
kemitraan dengan toko – toko maupun kios sembako untuk memperluas jangakauan
pasar sehingga produk dapat dikenal oleh siapapun serta dapat meningkatkan
produksi dan juga meningkatkan pendapatan
DAFTAR PUSTAKA
Muhtadi Naufalin.
2016. Proposal Laporan PKL. https://www.academia.edu/23745141/Proposal_Laporan_PKL diakses pada tanggal 12 februari 2018 pada
pukul 20.00 WIB
BKPP Aceh, BPTP NAD.
2009. Budidaya Tanaman Padi. http://nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/modul/10-Budidaya-padi.pdf diakses pada tanggal 12 februari 2018 pada
pukul 21.00 WIB
Siswanto Septian
Edi. 2012. Morfologi dan Klasifikasi
Tanaman Padi. https://www.scribd.com/doc/172057417/Morfologi-Dan-Klasifikasi-Tanaman-Padi diakses pada tanggal 12 februari pada pukul
21.00 WIB
Badan Litbang
Pertanian. 2012. Varietas Unggulan Badan Litbang Pertanian. http://www.litbang.pertanian.go.id/download/one/354/file/Varietas-Padi-Unggulan.pdf diakses pada tanggal 12 februari pada pukul
22.00 WIB
Siti Dewi Indrasari.
2006. Kandungan Mineral Padi Varietas
Unggul dan kaitannya dengan Kesehatan. http://pangan.litbang.pertanian.go.id/files/07-Dewiindrasari.pdf diakses pada tanggal 12 februari 2018 pada
pukul 23.00 WIB
Komentar
Posting Komentar